Foto Memek Gadis Chinese Abg Masih Pink

biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
biruitublue.blogspot.com
readmore »»  

Cerita Sex Ngentot Putri Sulung

Belum lama ini aku kembali bertemu
Nana (bukan nama sebenarnya). Ia kini
sudah berkeluarga dan sejak menikah
tinggal di Palembang. Untuk suatu
urusan keluarga, ia bersama anaknya
yang masih berusia 6 tahun pulang ke
Yogya tanpa disertai suaminya. Nana
masih seperti dulu, kulitnya yang
putih, bibirnya yang merah merekah,
Rambutnya yang lebat tumbuh terjaga
selalu di atas bahu. Meski rambutnya
agak kemerahan namun karena kulitnya
yang putih bersih, selalu saja menarik
dipandang, apalagi kalau berada dalam
pelukan dan dielus-elus. Perjumpaan di
Yogya ini mengingatkan peristiwa
sepuluh tahun lalu ketika ia masih
kuliah di sebuah perguruan tinggi
ternama di Yogya. Selama kuliah, ia
tinggal di rumah bude, kakak ibunya
yang juga kakak ibuku. Rumahku dan
rumah bude agak jauh dan waktu itu
kami jarang ketemu Nana.
Aku mengenalnya sejak kanak-kanak.
Ia memang gadis yang lincah, terbuka
dan tergolong berotak encer. Setahun
setelah aku menikah, isteriku
melahirkan anak kami yang pertama.
Hubungan kami rukun dan saling
mencintai. Kami tinggal di rumah
sendiri, agak di luar kota. Sewaktu
melahirkan, isteriku mengalami
pendarahan hebat dan harus dirawat di
rumah sakit lebih lama ketimbang anak
kami. Sungguh repot harus merawat
bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua,
ibuku sendiri, tante (ibunya Nana)
serta Nana dengan suka rela bergiliran
membantu kerepotan kami. Semua
berlalu selamat sampai isteriku
diperbolehkan pulang dan langsung bisa
merawat dan menyusui anak kami.
Hari-hari berikutnya, Nana masih
sering datang menengok anak kami
yang katanya cantik dan lucu. Bahkan,
heran kenapa, bayi kami sangat lekat
dengan Nana. Kalau sedang rewel,
menangis, meronta-ronta kalau
digendong Nana menjadi diam dan
tertidur dalam pangkuan atau
gendongan Nana. Sepulang kuliah,
kalau ada waktu, Nana selalu mampir
dan membantu isteriku merawat si
kecil. Lama-lama Nana sering tinggal
di rumah kami. Isteriku sangat senang
atas bantuan Nana. Tampaknya Nana
tulus dan ikhlas membantu kami.
Apalagi aku harus kerja sepenuh hari
dan sering pulang malam. Bertambah
besar, bayi kami berkurang nakalnya.
Nana mulai tidak banyak mampirke
rumah. Isteriku juga semakin sehat
dan bisa mengurus seluruh
keperluannya. Namun suatu malam
ketika aku masih asyik menyelesaikan
pekerjaan di kantor, Nana tiba-tiba
muncul.
“Ada apa Na, malam-malam begini.”
“Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?”
“Ya, Dari mana kamu?”
“Sengaja kemari.”
Nana mendekat ke arahku. Berdiri di
samping kursi kerja. Nana terlihat
mengenakan rok dan T-shirt warna
kesukaannya, pink. Tercium olehku bau
parfum khas remaja.
“Ada apa, Nana?”
“Mas… aku pengin seperti Mbak Tari.”
“Pengin? Pengin apanya?” Nana tidak
menjawab tetapi malah melangkah
kakinya yang putih mulus hingga
berdiri persis di depanku. Dalam
sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.
“Nana, apa-apaan kamu ini..” Tanpa
menungguku selesai bicara, Nana
sudah menyambarkan bibirnya di bibirku
dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang
selama ini hanya dapat kupandangi dan
bayangkan, kini benar-benar mendarat
keras. Kulumanya penuh nafsu dan
nafas halusnya menyeruak. Lidahnya
dipermainkan cepat dan menari lincah
dalam rongga mulutku. Ia mencari
lidahku dan menyedotnya kuat-kuat.
Aku berusaha melepaskannya namun
sandaran kursi menghalangi. Lebih dari
itu, terus terang ada rasa nikmat
setelah berbulan-bulan tidak
berhubungan intim dengan isteriku.
Nana merenggangkan pagutannya dan
katanya, “Mas, aku selalu ketagihan
Mas. Aku suka berhubungan dengan
laki-laki, bahkan beberapa dosen telah
kuajak beginian. Tidak bercumbu
beberapa hari saja rasanya badan
panas dingin. Aku belum pernah
menemukan laki-laki yang pas.”
Kuangkat tubuh Nana dan kududukkan
di atas kertas yang masih berserakan
di atas meja kerja. Aku bangkit dari
duduk dan melangkah ke arah pintu
ruang kerjaku. Aku mengunci dan
menutup kelambu ruangan.
“Na.. Kuakui, aku pun kelaparan.
Sudah empat bulan tidak bercumbu
dengan Tari.”
“Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo,”
kata Nana sambil turun dari meja dan
menyongsong langkahku.
Ia memelukku kuat-kuat sehingga
dadanya yang empuk sepenuhnya
menempel di dadaku. Terasa pula
penisku yang telah mengeras
berbenturan dengan perut bawah
pusarnya yang lembut. Nana
merapatkan pula perutnya ke arah
kemaluanku yang masih terbungkus
celana tebal. Nana kembali menyambar
leherku dengan kuluman bibirnnya yang
merekah bak bibir artis terkenal.
Aliran listrik seakan menjalar ke
seluruh tubuh. Aku semula ragu
menyambut keliaran Nana. Namun
ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar
ke seluruh tubuh, menjadi mubazir
belaka melepas kesempatanini.
“Kamu amat bergairah, Nana..” bisikku
lirih di telinganya.
“Hmmm… iya… Sayang..” balasnya lirih
sembari mendesah.
“Aku sebenarnya menginginkan Mas
sejak lama… ukh…” serunya sembari
menelan ludahnya.
“Ayo, Mas… teruskan..”
“Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan
dari Mas?”
“Semuanya,” kata Nana sembari
tangannya menjelajah dan mengelus
batang kemaluanku. Bibirnya terus
menyapu permukaan kulitku di leher,
dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap
T-Shirt yang dikenakannya. Kutarik
perlahan ke arah atas dan serta merta
tangan Nana telah diangkat tanda
meminta T-Shirt langsung dibuka saja.
Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua
jemariku langsung memeluknya kuat-
kuat hingga badan Nana lekat ke
dadaku. Kedua bukitnya menempel
kembali, terasa hangat dan lembut.
Jemariku mencari kancing BH yang
terletak di punggungnya. Kulepas
perlahan, talinya, kuturunkan melalui
tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke
lantai dan kini ujung payudaranya
menempel lekat ke arahku. Aku
melorot perlahan ke arah dadanya dan
kujilati penuh gairah. Permukaan dan
tepi putingnya terasa sedikit asin oleh
keringat Nana, namun menambah
nikmat aroma gadis muda.
Tangan Nana mengusap-usap rambutku
dan menggiring kepalaku agar mulutku
segera menyedot putingnya. “Sedot
kuat-kuat Mas, sedooottt…” bisiknya.
Aku memenuhi permintaannya dan Nana
tak kuasa menahan kedua kakinya. Ia
seakan lemas dan menjatuhkan badan
ke lantai berkarpet tebal. Ruang ber-
AC itu terasa makin hangat. “Mas
lepas…” katanya sambil telentang di
lantai. Nana meminta aku melepas
pakaian. Nana sendiri pun melepas rok
dan celana dalamnya. Aku pun berbuat
demikian namun masih kusisakan celana
dalam. Nana melihat dengan pandangan
mata sayu seperti tak sabar
menunggu. Segera aku menyusulnya,
tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya
dari arah samping sembari kugosokkan
telapak tanganku ke arah putingnya.
Nana melenguh sedikit kemudian
sedikit memiringkan tubuhnya ke
arahku. Sengaja ia segera
mengarahkan putingnya ke mulutku.
“Mas sedot Mas… teruskan, enak
sekali Mas… enak…” Kupenuhi
permintaannya sembari kupijat-pijat
pantatnya. Tanganku mulai nakal
mencari selangkangan Nana.
Rambutnya tidak terlalu tebal namun
datarannya cukup mantap untuk
mendaratkan pesawat “cocorde”
milikku. Kumainkan jemariku di sana
dan Nana tampak sedikit tersentak.
“Ukh… khmem.. hsss… terus… terus,”
lenguhnya tak jelas. Sementara
sedotan di putingnya kugencarkan,
jemari tanganku bagaikan memetik
dawai gitar di pusat kenikmatannya.
Terasa jemari kanan tengahku telah
mencapai gumpalan kecil daging di
dinding atas depan vaginanya,
ujungnya kuraba-raba lembut
berirama. Lidahku memainkan puting
sembari sesekali menyedot dan
menghembusnya. Jemariku memilin
klitoris Nana dengan teknik petik
melodi.
Nana menggelinjang-gelinjang,
melenguh-lenguh penuh nikmat. “Mas…
Mas… ampun… terus, ampun… terus
ukhhh…” Sebentar kemudian Nana
lemas. Namun itu tidak berlangsung
lama karena Nana kembali bernafsu
dan berbalik mengambil inisitif.
Tangannya mencari-cari arah
kejantananku. Kudekatkan agar
gampang dijangkau, dengan serta
merta Nana menarik celana dalamku.
Bersamaan dengan itu melesat keluar
pusaka kesayangan Tari. Akibatnya,
memukul ke arah wajah Nana. “Uh…
Mas… apaan ini,” kata Nana kaget.
Tanpa menunggu jawabanku, tangan
Nana langsung meraihnya. Kedua
telapak tangannya menggenggam dan
mengelus penisku.
“Mas… ini asli?”
“Asli, 100 persen,” jawabku.
Nana geleng-geleng kepala. Lalu
lidahnya menyambar cepat ke arah
permukaan penisku yang berdiameter 6
cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak
bengkok ke kanan. Di bagian samping
kanan terlihat menonjol aliran otot
keras. Bagian bawah kepalanya, masih
tersisa sedikit kulit yang
menggelambir. Otot dan gelambiran
kulit itulah yang membuat perempuan
bertambah nikmat merasakan tusukan
senjata andalanku.
“Mas, belum pernah aku melihat penis
sebesar dan sepanjang ini.”
“Sekarang kamu melihatnya,
memegangnya dan menikmatinya.”
“Alangkah bahagianya MBak Tari.”
“Makanya kamu pengin seperti dia,
kan?”
Nana langsung menarik penisku. “Mas,
aku ingin cepat menikmatinya.
Masukkan, cepat masukkan.”
Nana menelentangkan tubuhnya.
Pahanya direntangkannya. Terlihat
betapa mulus putih dan bersih.
Diantara bulu halus di
selangkangannya, terlihat lubang
vagina yang mungil. Aku telah berada
di antara pahanya. Exocet-ku telah
siap meluncur. Nana memandangiku
penuh harap.
“Cepat Mas, cepat..”
“Sabar Nana. Kamu harus benar-benar
terangsang, Sayang…”
Namun tampaknya Nana tak sabar.
Belum pernah kulihat perempuan
sekasar Nana. Dia tak ingin dicumbui
dulu sebelum dirasuki penis
pasangannya. “Cepat Mas…” ajaknya
lagi. Kupenuhi permintaannya,
kutempelkan ujung penisku di
permukaan lubang vaginanya, kutekan
perlahan tapi sungguh amat sulit
masuk, kuangkat kembali namun Nana
justru mendorongkan pantatku dengan
kedua belah tangannya. Pantatnya
sendiri didorong ke arah atas. Tak
terhindarkan, batang penisku bagai
membentur dinding tebal. Namun Nana
tampaknya ingin main kasar. Aku pun,
meski belum terangsang benar,
kumasukkan penisku sekuat dan
sekencangnya. Meski perlahan dapat
memasukirongga vaginanya, namun
terasa sangat sesak, seret, panas,
perih dan sulit. Nana tidak gentar,
malah menyongsongnya penuh gairah.
“Jangan paksakan, Sayang..” pintaku.
“Terus. Paksa, siksa aku. Siksa…
tusuk aku. Keras… keras jangan takut
Mas, terus..” Dan aku tak bisa
menghindar. Kulesakkan keras hingga
separuh penisku telah masuk. Nana
menjerit, “Aouwww.. sedikit lagi..”
Dan aku menekannya kuat-kuat.
Bersamaan dengan itu terasa ada yang
mengalir dari dalam vagina Nana,
meleleh keluar. Aku melirik, darah…
darah segar. Nana diam. Nafasnya
terengah-engah. Matanya memejam.
Aku menahan penisku tetap menancap.
Tidak turun, tidak juga naik. Untuk
mengurangi ketegangannya, kucari
ujung puting Nana dengan mulutku.
Meski agak membungkuk, aku dapat
mencapainya. Nana sedikit berkurang
ketegangannya.
Beberapa saat kemudian ia memintaku
memulai aktivitas. Kugerakkan penisku
yang hanya separuh jalan, turun naik
dan Nana mulai tampak menikmatinya.
Pergerakan konstan itu kupertahankan
cukup lama. Makin lama tusukanku
makin dalam. Nana pasrah dan tidak
sebuas tadi. Ia menikmati irama
keluar masuk di liang kemaluannya
yang mulai basah dan mengalirkan
cairan pelicin. Nana mulai bangkit
gairahnya menggelinjang dan melenguh
dan pada akhirnya menjerit lirih,
“Uuuhh.. Mas… uhhh… enaakkkk..
enaaakkk… Terus… aduh… ya ampun
enaknya..” Nana melemas dan terkulai.
Kucabut penisku yang masih keras,
kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk
di samping Nana yang terkulai.
“Nana, kenapa kamu?”
“Lemas, Mas. Kamu amat perkasa.”
“Kamu juga liar.”
Nana memang sering berhubungan
dengan laki-laki. Namun belum ada
yang berhasil menembus
keperawanannya karena selaput
daranya amat tebal. Namun
perkiraanku, para lelaki akan takluk
oleh garangnya Nana mengajak
senggama tanpa pemanasan yang
cukup. Gila memang anak itu, cepat
panas.
Sejak kejadian itu, Nana selalu ingin
mengulanginya. Namun aku selalu
menghindar. Hanya sekali peristiwa itu
kami ulangi di sebuah hotel sepanjang
hari. Nana waktu itu kesetanan dan
kuladeni kemauannya dengan segala
gaya. Nana mengaku puas.
Setelah lulus, Nana menikah dan
tinggal di Palembang. Sejak itu tidak
ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke
Yogya bersama anaknya, aku berjumpa
di rumah bude.
“Mas Danu, mau nyoba lagi?” bisiknya
lirih.
Aku hanya mengangguk.
“Masih gede juga?” tanyanya
menggoda.
“Ya, tambah gede dong.”
Dan malamnya, aku menyambangi di
hotel tempatnya menginap.
Pertarungan pun kembali terjadi dalam
posisi sama-sama telah matang.
“Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa
dipakai belum?” tanyanya.
“Belum, dokter melarangnya,” kataku
berbohong.
Dan, Nana pun malam itu mencoba
melayaniku hingga kami sama-sama
terpuaskan.

Sumber : Cerita Sex
readmore »»  

Ngentot Sama Ibu Bidan

Perkenalkan nama aku tony lengkapnya tony azuar,temen2 akrab ku biasa memanggil nama aku dengan panggilan tony, umur aku sekarang baru 20 tahun, saat ini aku masih duduk di bangku perkuliahan dan sekarang baru menginjak semester ke tiga(3) pada suatu hari pas mau perjalanan pulang dari kampus.
Aku tak sengaja melintas di depan rumah bu bidan yg berada di jalan Gatot sukoco’ pada malam itu waktu menunjukkan baru jam 21.00 malam, sekilas aku melihat ada bu bidan yang cantik itu’ dia sedang melayani pasiannya didalam ruangan kerjanya , aku pikir usianya baru di atas umurku sedikit paling 23 an sih,kiranya dia juga baru lulus dari ilmu kebidanan D3 Deplomatika’’,
Rambutnya yang panjang hitam terurai lurus tubuhnya yg begitu mungil dan montok pantatnya yg seksi dengan belah dadanya yg besar sedang membungkuk sehinggan sedikit terlihat gundukan2 besar yg agak tembus/trasparan dari baju Tidurnya yg ketat itu yg berwarna putih,sedikit samar samar sih tapi nampak jelas kalo buah dadanya itu sangat besar dan kulitnya yang putih mulus langsat itu.
Ditambah senyumannya yg manis, membuat hatiku tak kuasa membayangkan betapa nikmatnya kalau bu bidan itu aku setubuhi, aku pun langsung menyetop motorku diam diam aku berdiri di depan rumah bu bidan sambil memandanginya ,sebenernya dia uda tau sih tapi dianya pura pura gak tau karna sibuk mengurus pasienya dan tiba tiba dia datang menghampiri aku ,... a a a,..
Aku pun kaget waduh mau kesini lagi tu bidan cantik, di tanya lah aku’(bu bidan): ada apa mas berdiri di depan rumah praktek ku dan kenapa terus terus mandangi ku seperti itu , apa ada yang bisa saya bantu’ (aku): dengan mata melotot memandangi buah dada nya yg besar itu dengan takjub besar sekali semakin mendekat semakin besar,,,.h he he kata benak fikir ku’ aku pun balik jawab sapaannya itu,enggak ada apa apa mbak bidan dg tergesa gesa aku jawab mbak cantik bak bidadari yg di turunkan dr langit’(Bu.bidan) ah bisa aja si mas ini’’ dgn seyuman lembut,,,’ dan karna aku rasa dia baru di atas aku sedikit jadi aku manggilnya mbak, hehehe’
Ini aku mau berkonsultasi sama mbak bidan,.. (bu bidan):ah jangan panggil begitu aku kan punya nama mas... (aku); siapa.? (bu bidan); lihat aja itu di papan nama tulisannya besar gitu masa endak bisa baca’ dengn tersenyum.... (aku);waduh senyumanya , dalam fikirku aku kan sengaja pura pura enggak tau sebenernya aku juga udah tau namanya itu yg jadi mbak bidan namanya mbak Lia panjangnya lia novita sari, biar aja aku kan maunya kenalannya bersalaman... hehehe maunya sih? Tiba tiba dia menyaut tanganku,aku seneng banget telapak tangannya halus sehalus busa sabun,,, terbayang dari fikiran jorok ku gimana ya kalo telapak tangannya di buat ngocok2 penisku.....
Pasti enak..... hem apalagi vaginanya tuh pasti enak banget kalo di masukin, pasti warna vaginanya putih dan agak kemerah kemerahan/merah jambu, dengan berande ande..hehe aku dengan otak ngeres’;’mbak bidan itu memperkenalkan namanya dengan suara lembut halus, nama aku lia aku di sini baru satu bulan dan sekaligus aku di sini di tugaskan untuk melayani semua masayarakat di desa ini,(aku) o ternyata dia disini lagi praktek dan tugasin dari pusat untuk bertugas masyarakat di kampung ku ini..
Jadi mbak bidan ini emang asalnya dari mana, aku asli dari jakarta;’ Ooo dr jakarta, oh iya td katanya mau konsultasi mau konsultasi apa emangnya’’ ya udah sana masuk dulu katanya mau konsultasi, dan pasienya ibu-ibu yg sedang mengandung itu pun keluar dari rumah prakteknya’ dan dengan sigapnya aku langsung masuk ke ruangan prakteknya ‘’( mbak bidan): silakan duduk ,, (aku):terimakasih mbak (mbak bidan):eh jangan panggil mbak kalo lagi sepi kaya gini aku rasa umur kita tak terpaut jauh dr umur kamu..oh iya,,. Ya udah ayo sekarang mau konsultasi apa... .!waduh lampu ijo nih’’kata ku’’ ini nov? aku memanggil dia dg panggilan nov’ini alat vitalku kog aku rasa tak seperti lelaki laki pada umumnya ,emang itu penisnya kamu kenapa ada kelainan kah . enggak tau nov..
Tapi penisku sedikit mbengkong ke kiri apa bisa nanti kalu udah punya istri apa aku bisa mempunyai keturunan karna penisku yg begitu,, berharap biar di periksa penisku yang udah ngaceng ini atau menegang..(bu.bidan lia menjawab) penis yg seperti itu udah banyak kog tapi udah terbukti penis yg bengkong pun masih bisa mempunyai keturunan tergantung tingkat kesuburannya,,(aku) oh ternyata begitu? setelah berbicara lebar kesana kesitu bla...bla..bla.
Akhirnya yang aku tunggu tunggu ? . sudah sana berbaring di atas tempat tidur biar aku lihat penis kamu ,aku seneng banget, dan aku sesekali bertanya pada novi,novi udah punya cwok (belum) dia dengan tersenyum menjawab ( belum) kenapa emangnya,aku buka ya resleting kamu aku dengan mlongo Ho. Aku diem..dan dia sambil membuka resleting celanaku dikit demi sedikit,aku tanya,novi udah sering iya nanganin yang gini ginian kog keliatanya uda nyante banget aku dengan sedikit becanda menjahilinya,,
Udah resiko kan mas jd bidan cwex, klo ada yg mau konsultasi beginian, tapi baru satu yg minta begini ,,emangnya siapa ,, novi menjawab Cuma kamu mas tony,, aku Ooo,.masa’’iya ,,’’terus pertanyaan mas tadi apa maksutnya,ouh,,.. enggak ada apa apa, masa cwex se cantik kamu blum punya cwok apa jangan jangan kamu uda punya suami kali,,boro boro mas punya suami mikir punya cwok aja gak (jawabnya),, kenapa, dia jawab takut di slingkuhin...? Ooo?aku berfikir lagi padahal baru pertama kali bertemu udah curhat panjang lebar layaknya udah saling kenal deket, aku berfikir enak juga ni novi kalo di jadiin pacar aku’ kliatannya orangnya baik dan setia.....
Aku dengan sigap bertanya mau enggak kalo novi jadi pacar aku, aku pasti akan setia dan sayang selalu sama novi ,,dia tersenyum memandangi ku dngan tangannya yg mau membuka resletingku,, apaan sih baru kenal udah nyatain cinta,, di coba dulu atu novi kalo cocok yuk kita terusin kalo gak cocok kita gak lanjut,hehe, ibarat cinta itu suka itu tidak memandang waktu , tapi cinta ini begitu saja mengalir..
Dia tersipu dngn perkataanku tadi. aku sungguh suka kamu,,,, dia lagi2 tersenyum malu sambil keluar menutup pintu rumah prakteknya karna udah sepi’,,,tinggal kita berdua yang ada di dalam dan sampai akhirnya celanaku sudah di buka dan aku lihat dari arah rok mininya yg pendek se paha atasnya yg mulus itu dan roknya yg berwarna putih’ terawang/trasparan jadi keliatan CD nya(celana dalam) terlihat agak ada cairan2 gitu mrembes dari CD nya yg berwarna ping itu,ternyata dia udah masturbasi,,
Aku begitu ngaceng saat melihat Cdnya yg uda basah dgn rayu rayuan ku tadi apalagi dia udah meraba raba penisku yg udah ngaceng pasti dia juga sudah memikirkan yg jorok jorok seperti aku dan aku tau pasti dia juga menginginkan penisku , aku jadi tambah semangat apalagi aku belum pernah ngentot sama sekali paling Cuma onani doang di kamar habis itu udah dan sekarang aku berada di sini di samping cewex yg cantik apalagi bidan pasti pengalamanya udah banyak walau umurnya bru 23,,
Dan ternyata dia juga belum pernah ngentot sama sekali alias masih perawan beruntungnya aku dalam hati berkata..,dan tidak lama kemudian dia membuka celana dalam ku dan dia melolong seakan takjub melihat penisku yg sudah ngaceng di kelilingi otot2 yg besar , dia bertanya padaku,boleh ndak barang kamu ini aku mainkan, boleh asal kamu mau jadi cwex aku, iya aku mau karna kamu juga ganteng kog tony ,aku tersenyum ya udah silahkan jawabku ,dan setelah udah mendapat ijin dari ku,, novi udah tak sabar langsung memegang kepala penisku yg sudah mengkilap dan udah mebesar dari tadi dia mengocok ngocokkan penisku ah.. uh... ah... uh.?
Rintihku ke enakan di kocok kocok dan kemudian aku meminta dia untuk memasukan penisku ke dalam lubang mulutnya yg sexsi itu perlahan lahan penisku mulai di masukkan kedalam liang mulutnya di maju mundurkan,, aku tak kuat menahan permainannya di dalam mulutnya itu ahirnya ku tumpahkan mani pertama ku kedalam mulutnya novi,, dia bilang udah keluar mas iya nov aku sambil mendesih ah..uh...ah..uh...yeh..oyeh,,. habis permainanmu enak banged makasih nov, ah itu belum apa apa dia berkata’ baru permainan mulut belum juga permainan sebenarnya ntar kalu penis kamu udah masuk vagina ku itu baru permainan yg sebenarnya,, aku suka tuh kan dia pengalaman banget dalam hati brkata ok kita lanjut,,,’ .
Dan aku juga meminta kepadanya boleh ndak aku juga minta keperawanan mu ,boleh asal kamu juga bisa setia sama aku untuk selamanya,, iya aku pasti setia dan selalu akan menyayangimu nov ,’lalu aku membuka roknya sekarang lebih jelas CD nya yang udah basah aku memainkan di permukaan CD nya yang halus kliatan sedikit vaginanya di dalam CD nya yg berwarna pink itu dan udah basah ketika dia udah masturbasi pertama tadi dan agak licin aku pegang aku gesek gesekan telapak tanganku ke pusat lubang klistorilnya dia ke enakaan kamu pintar banged mas tanpa aku hiraukan aku terus menggesek gesekan telapak tanganku ke seluruh bagian vagina keperawanannya ahirnya ke dua kalinya ia masturbasi ah ,..ah..erangan yg panjang, enak mas,.. ,
Lalu kubuka semua yg masih nempel di tubuhnya, dan aku pun juga, pakainku di klucuti oleh novi kini kita berdua tanpa sehelai kain pun, aku mulai lagi mengulum bibir merahnya yang sexsi itu dan memainkan kedua puting susunya aku remas remas ke dua susunya yg super besar itu putingnya yg kemerah merahan pink itu dan buah dada yg besar putih mulus sungguh membuat aku semakin liar aku emut pentilnya aku remas2 payudara nya, dan lidah ku mulai liar menuju bawah dari puting ke pinggang dari pinggang ke paha dan aku jilati pahanya dari paha ke kaki dia kegelian ke-enakan sudah setengah tak sadar aku kembali ke atas sedikit yaitu pas berada di vaginanya yg tanpa tumbuh rambut di situ keliatanya sih abis di cukur keliatanya dia juga suka merawat diri yaiyalah dia kan bidan dalam benakku berfikir,,
Oh indah nya surga ini Vagina yg begitu empuk kenyal besar kulit luar vaginanya berwarna putih mulus dan dalam vaginanya berwarna kemerah merahan pink (atau merah jambu)dan kedua pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan ke kiri dan ke kanan kini keliatan semua dalam vaginanya aku jilati klistorilnya dia sungguh merangsang ku sodok sodok kan lidahku ke liang vaginanya maju mundur,, ah., uh.. ah,. Uh,. Ah,.
Kumainkan jari tengah ku dan kumasukan ke kedalam vaginanya ku maju mundurkan terasa jari ku basah banged di dalam liang keperawanannya ku cari G-Spot nya tak jauh dari luar vaginanya Cuma bejarak 3-4 centi, saat ku sentuh dengan jari tengahku dan ku mainkan pas pada G-Spot nya novi Merangrang mengglijang tak karuan beberapa kali aku mainkan dan mejilati klistoris dan mengelus elus pas tepat G-Spot nya itu tak lama kemudian novi marstubasi kesekian kalinya ahhhhhhh erang panjang dengan desahan tak beraturan,,,dia bilang jangan siksa aku begini mas tony ‘enak banget,,,ahhhhhhh,uhhhh....,, cepat masukkan penis kamu kedalam vagina aku dan tanpa aku hiraukan dia juga udah ke enakkan dengan permainan tangan ku ini.
Dia tarik penisku dia masukkan penis aku kedalam vaginanya yang sudah bener bener basah penuh cairan maninya itu dikit demi sedikit aku masukkan ternyata masih sempit banged ku ulangi lg dikit demi sedikit aku coba masukkan lagi dia agak merintih sakit tapi karna labidonya itu udah basah banged kini penisku udah tertanam sepenuhnya kedalam vaginanya saat itu di menjerit keras aaaahhhhhhaaaahhhh.....,sakit dan aku rasa ada sesuatu yg mengalir menempel di ujung kepala penisku ternyata itu darah keperawanan novi,’ku cabut sebentar penisku ke luar dia elap penisku yg penuh dengan darah keperawanannya aku juga bersihin vaginanya novi dari darah keperawanannya itu,dan aku bilang ke novi aku sungguh cinta dan sayang kamu nov,, dia juga bilang aku juga.. maaf nov keperawananmu sudah aku ambil ‘’iya enggak apa janji dan pasti yah kalo kamu setia dan sayang novi sampai kapanpun hingga ahir menjemput kita ....
Pasti mas akan selalu setia dan sayang ama novi sampai mati sambil mendekam dan memeluk tubuh novi dan sedikit sedikit aku coba masukkan lagi penis aku yg udah besar ini kini dia berganti posisi dengan bantal aku taruh di bawah pinggulnya dan sedikit di atasnya sedikit demi sedikit aku masukan Mr M ku lagi ke dalam vaginanya kini sudah lebih lancar memasukkannya karna darah keperawanannya dan masturbashi tadi yg mengalir deras jd itu yg membuat aku sedikit lancar mengoyak ke dalam vaginanya kini permainanku yang sesunggunhnya aku maju mundurkan Mr M ku.. ah ,,uh...
Dia mendesah lagi enak banget mas penis kamu aku sungguh nyaman sama kamu ingin selalu di dekat kamu’ dia berbisik di telingaku,, iya sama sama’jawabku’ aku kulum bibirnya yang mungil merah itu sambil meremas remas payu daranya aku me maju mundurkan penis (peli)(mr M)atau (gathel) ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dia merangsang lagi dan mererang lagi ahhh ahhhh ahhh erangan yang panjang? dan aku pun juga mulai ingin keluar cairan maniku,, aku bilang aku mau keluar aku keluarin kemana nov , dia jawab ke dalam aja aku juga mau keluar,,
Ok, penis aku semakin aku genjot maju mundur ke dalam vaginanya semakin cepat dan cepat pluk pluk sura penisku dan vaginanya yang nempel tidak nempel tidak,,,,,,,ahhhhhhahirnya kenikmatan ini berakhir dengan sama sama mengeluarkan hasrat percintaan nafsu kita berdua 1 2 3 , novi aku keluar mas,ahhhhhh cairan mani dalam vaginanya berkali kali membentur kepala penisku Crut crut crut dan aku tabrak juga dengan air mani dariku menembus dinding rahimnya Crut crut crut ah ah ah ah novi begitu menikmati persetubuhan sex ini begitupun aku... kita berdua mengerang panjang aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh?,. Aku juga nov..ah uh ah uh auh ahhhhh,...’’’’’’’’,,,..kita berdua berbaring dia di bawah dan aku masih di atas dengan keadaan sekarang penis aku masih menancap di dalam vaginanya novi.
Sambil beristirahat sejenak merenungi apa yang sudah kita perbuat malam yang sunyi ini tanpa ada gangguan’’ terasa dunia ini milik kita berdua kita tertidur lelap dalam keadaan penisku masih menancap di vaginanya,. Dan pagi pun menyapa kita dengan keadaan penis aku masih menacap keliang senggamanya dan aku tarik sedikit keluar dan aku cabut dari dalam vaginanya perlahan ku tarik keluar. Tapi seakan novi tak mau melepaskan penis aku.
Dia memasukkan lagi penis aku kedalam liang vaginanya,aku bilang nov, dia bilang udah diem ternyata dia masih terangsang sebenernya aku juga masih terangsang ya udah lah aku jabani aja permainannya itu lagi dan beberapa detik kemudian aku dan novi mulai menglinjang dan mengerang lagi ternyata kami berdua masturbasi lagi ahhhhhahhhhhahhhhhh nov aku keluar aku juga mas, karna belum makan jadi cepet dah masturbasinya tapi aku dan novi satu sama lain sangat terpuaskan : simbiosismutualisme(sama sama menguntungkan)?
Dan aku cabut perlahan penisku lagi dan sebenernya novi masih menginginkan itu dan aku bilang nov udah dulu apa enggak kerja hari ini Besok juga ada hari hari lagi nov buat sex kita’ dia pun akhirnya mengerti iya udah kalo gitu dengan sedikit lemes dia menjawab sedikit ngambek sih sepertinya hehehe.. karna hasratnya tak terpenuhi hari ini..?dan aku janji ntar malam aku kesini lagi pasti akan puaskan kamu tunggu iya/ iya mas dengan senangnya,.. ? dan aku bilang makasih iya sayang kau telah memberi kenikmatan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan, novi menjawab iya sama sama sayang kamu juga udah memuaskan aku. Sambil aku mencium keningnya bibirnya dan vaginanya... sekali lagi terimakasih sayang novi... novi pun tersenyum,,,,,,? Iya.
Dan hari hari kita sekarang di penuhi making love(ml) setiap kencan diner atau lain halnya pasti kita selalu making love... atau ngentot’ entah itu pagi atau siang dan juga entah tu malam . kita berdua selalu tak pernah henti menyalurkan hasrat kita,.kini sex jadi jalan alternatif kita untuk selalu setia dan untuk menyayangi dan ini lah cara kami untuk saling setia dan sayang sampai ajal menjemput.
Karna kita berdua sudah ada komit ,,maka mulailah awal ngentot pertamaku itu dan pertama kali juga aku punya cwex karna slama ini aku blum pernah punya cwex,, awalnya mau pura2 konsultasi eh malah bener2 dapat apa yg aku mau,terima kasih tuhan,,,jd dapet dua duanya vaginanya dapet orangnya juga aku dapet.. dalam sehari kita langsung jadian di tempat tugas praktenya itu.memang benar keberuntungan pasti bisa kita dapat di mana saja ntah itu jodoh dll. Ini pengalamanku apa pengalaman kalian.... sampai jumpa?di cerita cerita selanjutnya.
readmore »»  

Bercinta Dengan Kakak Ipar

Kali ini memang sudah keterlaluan sekali bahkan kakak ipar sendiri ditaklukan cerita dewasa fiksi ini semoga bisa menghibur yaaa....
Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.
Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.
Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari
Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.
Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.
Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.
Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.
Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.
Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
“Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.
Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.
“Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.
“Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.
“Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.
Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.
“Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.
Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.
Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.
Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.
Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”
“Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.
Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.
Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.
Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.
Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.
“Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.
Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.
“Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

Sumber : Cerita Sex
readmore »»  

Cerita Sex Kejutan Waktu Ronda Malam



http://baca-anmemek.blogspot.com/
Sudah bertahun-tahun kegiatan ronda malam di lingkungan tempat tinggalku berjalan dengan baik. Setiap malam ada
satu grup terdiri dari tiga orang. Sebagai anak belia yang sudah bekerja aku dapat giliran ronda pada malam minggu.
Pada suatu malam minggu aku giliran ronda. Tetapi sampai pukul 23.00 dua orang temanku tidak muncul di pos perondaan.
Aku tidak peduli mau datang apa tidak, karena aku maklum tugas ronda adalah sukarela, sehingga tidak baik untuk
dipaksa-paksa. Biarlah aku ronda sendiri
tidak ada masalah.
Karena memang belum mengantuk, aku jalan-jalan mengontrol kampung. Biasanya kami mengelilingi rumah-rumah penduduk.
Pada waktu sampai di samping rumah Pak Tadi, aku melihat kaca nako yang belum tertutup. Aku mendekati untuk melihat
apakah kaca nako itu kelupaan ditutup atau ada orang jahat yang membukanya. Dengan hati-hati kudekati, tetapi ternyata kain
korden tertutup rapi.
Kupikir kemarin sore pasti lupa menutup kaca nako, tetapi langsung menutup kain kordennya saja. Mendadak aku mendengar
suara aneh, seperti desahan seseorang.
Kupasang telinga baik-baik, ternyata suara itu datang dari dalam kamar. Kudekati pelan-pelan, dan darahku berdesir, ketika
ternyata itu suara orang bersetubuh.
Nampaknya ini kamar tidur Pak Tadi dan istrinya. Aku lebih mendekat lagi, suaranya dengusan nafas yang memburu dan
gemerisik dan goyangan tempat tidur lebih jelas terdengar. “Ssshh… hhemm… uughh… ugghh, terdengar suara dengusan dan
suara orang seperti menahan sesuatu. Jelas itu suara Bu Tadi yang ditindih suaminya.
Terdengar pula bunyi kecepak-kecepok, nampaknya penis Pak Tadi sedang mengocok liang vagina Bu Tadi. Aduuh, darahku naik ke kepala, penisku sudah berdiri keras seperti kayu. Aku betul- betul iri membayangkan Pak Tadi menggumuli istrinya. Alangkah nikmatnya
menyetubuhi Bu Tadi yang cantik dan bahenol itu.
“Oohh, sshh buuu, aku mau keluar, sshh…. ssshh..” terdengar suara Pak Tadi tersengal- sengal. Suara kecepak-kecepok makin
cepat, dan kemudian berhenti. Nampaknya Pak Tadi sudah ejakulasi dan pasti penisnya dibenamkan dalam-dalam ke dalam vagina
Bu Tadi. Selesailah sudah persetubuhan itu, aku pelan-pelan meninggalkan tempat itu dengan kepala berdenyut-denyut dan penis
yang kemeng karena tegang dari tadi. Sejak malam itu, aku jadi sering mengendap-endap mengintip kegiatan suami-istri itu di tempat tidurnya. Walaupun nako tidak terbuka lagi, namun suaranya masih jelas terdengar dari sela-sela kaca nako yang tidak rapat benar. Aku jadi seperti detektip partikelir yang mengamati kegiatan mereka di sore hari.
Biasanya pukul 21.00 mereka masih melihat siaran TV, dan sesudah itu mereka mematikan lampu dan masuk ke kamar tidurnya.
 Aku mulai melihat situasi apakah aman untuk mengintip mereka. Apabila aman, aku akan mendekati kamar mereka.
Kadang-kadang mereka hanya bercakap- cakap sebentar, terdengar bunyi gemerisik (barangkali memasang selimut), lalu sepi.
Pasti mereka terus tidur.
Tetapi apabila mereka masuk kamar, bercakap-cakap, terdengar ketawa-ketawa kecil mereka, jeritan lirih Bu Tadi yang kegelian (barangkali dia digelitik, dicubit atau diremas buah dadanya oleh Pak Tadi), dapat dipastikan akan diteruskan dengan persetubuhan.
 Dan aku pasti mendengarkan sampai selesai. Rasanya seperti kecanduan dengan suara-suara Pak Tadi dan khususnya suara Bu Tadi yang
keenakan disetubuhi suaminya.
Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Apabila aku bertemu Bu Tadi juga biasa- biasa saja, namun tidak dapat dipungkiri,
aku jadi jatuh cinta sama istri Pak Tadi itu.
Orangnya memang cantik, dan badannya padat berisi sesuai dengan seleraku.
Khususnya pantat dan buah dadanya yang besar dan bagus.
Aku menyadari bahwa hal itu tidak akan mungkin, karena Bu tadi istri orang. Kalau aku berani menggoda Bu Tadi pasti jadi masalah besar di kampungku. Bisa-bisa aku dipukuli atau diusir dari kampungku. Tetapi nasib orang tidak ada yang tahu. Ternyata aku akhirnya dapat menikmati keindahan tubuh Bu Tadi.
Pada suatu hari aku mendengar Pak Tadi opname di rumah sakit, katanya operasi usus buntu. Sebagai tetangga dan masih bujangan aku banyak waktu untuk menengoknya di rumah sakit. Dan yang penting aku mencoba membangun hubungan yang lebih akrab dengan Bu
Tadi.
Pada suatu sore, aku menengok di rumah sakit bersamaan dengan adiknya Pak Tadi.
Sore itu, mereka sepakat Bu Tadi akan digantikan adiknya menunggu di rumah
sakit, karena Bu Tadi sudah beberapa hari tidak pulang. Aku menawarkan diri untuk
pulang bersamaku. Mereka setuju saja dan malah berterima kasih. Terus terang kami
sudah menjalin hubungan lebih akrab dengan keluarga itu.
Sehabis mahgrib aku bersama Bu Tadi pulang. Dalam mobilku kami mulai
mengobrol, mengenai sakitnya Pak Tadi. Katanya seminggu lagi sudah boleh pulang.
Aku mulai mencoba untuk berbicara lebih dekat lagi, atau katakanlah lebih kurang
ajar. Inikan kesempatan bagus sekali untuk mendekatai Bu Tadi.
“Bu, maaf yaa. ngomong-ngomong Bu Tadi sudah berkeluarga sekitar 3 tahun kok
belum diberi momongan yaa”, kataku hati-hati.
“Ya, itulah Dik Budi. Kami kan hanya lakoni.
Barangkali Tuhan belum mengizinkan”, jawab Bu Tadi.
“Tapi anu tho bu… anuu.. bikinnya khan jalan terus.” godaku.
“Ooh apa, ooh. kalau itu sih iiiya Dik Budi” jawab Bu Tadi agak kikuk.
 Sebenarnya kan aku tahu, mereka setiap minggunya minmal
2 kali bersetubuh dan terbayang kembali desahan Bu Tadi yang keenakan. Darahku
semakin berdesir-desir. Aku semakin nekad saja.
“Tapi, kok belum berhasil juga yaa bu?” lanjutku.
“Ya, itulah, kami berusaha terus. Tapi ngomong-ngomong kapan Dik Budi kimpoi.
Sudah kerja, sudah punya mobil, cakep lagi.
Cepetan dong. Nanti keburu tua lhoo”, kata Bu Tadi.
“Eeh, benar nih Bu Tadi. Aku cakep niih. Ah kebetulan, tolong carikan aku Bu. Tolong
carikan yang kayak Ibu Tadi ini lhoo”, kataku menggodanya.
“Lho, kok hanya kayak saya. Yang lain yang lebih cakep kan banyak.
Saya khan sudah tua, jelek lagi”, katanya sambil ketawa.
Aku harus dapat memanfaatkan situasi. Harus, Bu tadi harus aku dapatkan.
“Eeh, Bu Tadi. Kita kan nggak usah buru- buru nih. Di rumah Bu Tadi juga kosong.
Kita cari makan dulu yaa. Mauu yaa bu, mau yaa”, ajakku dengan penuh kekhawatiran jangan-jangan dia menolak.
“Tapi nanti kemaleman lo Dik”, jawabnya.
“Aah, baru jam tujuh. Mau ya Buu”, aku sedikit memaksa.
“Yaa gimana yaa… ya deh terserah Dik Budi.
Tapi nggak malam-malam lho.” Bu Tadi setuju. Batinku bersorak.
Kami berehenti di warung bakmi yang terkenal. Sambil makan kami terus mengobrol. Jeratku semakin aku persempit.
“Eeh, aku benar-benar tolong dicarikan istri yang kayak Bu Tadi dong Bu. benar nih.
Soalnya begini bu, tapii eeh nanti Bu Tadi marah sama saya. Nggak usaah aku
katakan saja deh”, kubuat Bu Tadi penasaran.
“Emangnya kenapa siih.” Bu tadi memandangku penuh tanda tanya.
“Tapi janji nggak marah lho.” kataku memancing. Dia mengangguk kecil.
“Anu bu… tapi janji tidak marah lho yaa.”
“Bu Tadi terus terang aku terobsesi punya istri seperti Bu tadi.
Aku benar-benar bingung dan seperti orang gila kalau memikirkan Bu Tadi. Aku
menyadari ini nggak betul. Bu Tadi kan istri tetanggaku yang harus aku hormati. Aduuh,
maaf, maaf sekali bu. aku sudah kurang ajar sekali”, kataku menghiba. Bu Tadi melongo, memandangiku. sendoknya tidak terasa
jatuh di piring.
Bunyinya mengagetkan dia, dia tersipu- sipu, tidak berani memandangiku lagi.
Sampai selesai kami jadi berdiam-diaman. Kami berangkat pulang. Dalam mobil aku berpikir, ini sudah telanjur basah. Katanya
laki-laki harus nekad untuk menaklukkan wanita. Nekad kupegang tangannya dengan tangan kiriku, sementara tangan
kananku memegang setir. Di luar dugaanku, Bu Tadi balas meremas tanganku. Batinku
bersorak. Aku tersenyum penuh kemenangan. Tidak ada kata-kata, batin kami, perasaan kami telah bertaut.
Pikiranku melambung, melayang-layang. Mendadak ada sepeda motor menyalib mobilku. Aku kaget.
“Awaas! hati-hati!” Bu Tadi menjerit kaget.
“Aduh nyalib kok nekad amat siih”, gerutuku.
“Makanya kalau nyetir jangan macam- macam”, kata Bu tadi. Kami tertawa. Kami
tidak membisu lagi, kami ngomong, ngomong apa saja. Kebekuan cair sudah.
Sampai di rumah aku hanya sampai pintu masuk, aku lalu pamit pulang.
Di rumah aku mencoba untuk tidur. Tidak bisa. Nonton siaran TV, tidak nyaman juga. Aku terus membayangkan Bu Tadi
yang sekarang sendirian, hanya ditemani pembantunya yang tua di kamar belakang.
Ada dorongan sangat kuat untuk mendatangi rumah Bu Tadi. Berani nggaak, berani nggak. Mengapa nggak berani. Entah
setan mana yang mendorongku, tahu-tahu aku sudah keluar rumah. Aku mendatangi kamar Bu Tadi. Dengan berdebar-debar,
aku ketok pelan-pelan kaca nakonya,
“Buu Tadi, aku Budi”, kataku lirih.
Terdengar gemerisik tempat tidur, lalu sepi. Mungkin Bu Tadi bangun dan takut. Bisa juga mengira aku maling.
“Aku Budi”,
kataku lirih. Terdengar gemerisik. Kain korden terbuka sedikit. Nako terbuka sedikit.
“Lewat belakang!” kata Bu Tadi. Aku menuju ke belakang ke pintu dapur. Pintu terbuka, aku masuk, pintu tertutup kembali.
Aku nggak tahan lagi, Bu Tadi aku peluk erat-erat, kuciumi pipinya, hidungnya, bibirnya dengan lembut dan mesra, penuh
kerinduan. Bu Tadi membalas memelukku, wajahnya disusupkan ke dadaku.
“Aku nggak bisa tidur”, bisikku.
“Aku juga”, katanya sambil memelukku erat-erat.
Dia melepaskan pelukannya. Aku dibimbingnya masuk ke kamar tidurnya.
Kami berpelukan lagi, berciuman lagi dengan lebih bernafsu. “Buu, aku kangen bangeeet. Aku kangen”, bisikku sambil
terus menciumi dan membelai punggungnya. Nafsu kami semakin menggelora. Aku ditariknya ke tempat tidur.
Bu Tadi membaringkan dirinya. Tanganku menyusup ke buah dadanya yang besar dan empuk, aduuh nikmat sekali, kuelus  buah dadanya dengan lembut, kuremas pelan-pelan. Bu Tadi menyingkapkan dasternya ke atas, dia tidak memakai BH.
Aduh buah dadanya kelihatan putih dan menggung. Aku nggak tahan lagi, kuciumi, kukulum pentilnya, kubenamkan wajahku di kedua buah dadanya, sampai aku nggak bisa bernapas. Sementara tanganku merogoh kemaluannya yang berbulu tebal. Celana dalamnya kupelorotkan, dan Bu Tadi meneruskan ke bawah sampai terlepas dari kakinya.
Dengan sigap aku melepaskan sarung dan celana dalamku. Penisku langsung tegang tegak menantang. Bu Tadi segera  menggenggamnya dan dikocok-kocok pelan dari ujung penisku ke pangkal pahaku. Aduuh, rasanya geli dan nikmat sekali.
 Aku sudah nggak sabar lagi. Aku naiki tubuh Bu Tadi, bertelekan pada sikut dan dengkulku.
Kaki Bu Tadi dikangkangkannya lebar-lebar, penisku dibimbingnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Digesek-
gesekannya di bibir kemaluannya, makin lama semakin basah, kepala penisku masuk,
semakin dalam, semakin… dan akhirnya blees, masuk semuanya ke dalam kemaluanBu Tadi. Aku turun-naik pelan-pelan dengan
teratur. Aduuh, nikmat sekali. Penisku dijepit kemaluan Bu Tadi yang sempit dan
licin. Makin cepat kucoblos, keluar-masuk, turun-naik dengan penuh nafsu.
“Aduuh, Dik Budi, Dik Budii… enaak sekali, yang cepaat.. teruus”, bisik Bu Tadi sambil
mendesis-desis. Kupercepat lagi. Suaranya vagina Bu Tadi kecepak-kecepok,
menambah semangatku. “Dik Budiii aku mau muncaak… muncaak, teruus… teruus”,
Aku juga sudah mau keluar.
Aku percepat, dan penisku merasa akan keluar. Kubenamkan dalam-dalam ke dalam
vagina Bu Tadi sampai amblaas. Pangkal penisku berdenyut-denyut, spermaku
muncrat-muncrat di dalam vagina Bu Tadi. Kami berangkulan kuat-kuat, napas kami
berhenti. Saking nikmatnya dalam beberapa detik nyawaku melayang entah kemana.
Selesailah sudah. Kerinduanku tercurah sudah, aku merasa lemas sekali tetapi puas
sekali.
Kucabut penisku, dan berbaring di sisinya. Kami berpelukan, mengatur napas kami.
Tiada kata-kata yang terucapkan, ciuman dan belaian kami yang berbicara.
“Dik Budi, aku curiga, salah satu dari kami mandul. Kalau aku subur, aku harap aku
bisa hamil dari spermamu. Nanti kalau jadi aku kasih tahu.
Yang tahu bapaknya anakku kan hanya aku sendiri kan. Dengan siapa aku membuat
anak”, katanya sambil mencubitku. Malam itu pertama kali aku menyetubuhi Bu Tadi
tetanggaku. Beberapa kali kami berhubungan sampai aku kimpoi dengan wanita lain. Bu Tadi walaupun cemburu tapi
dapat memakluminya.
Keluarga Pak tadi sampai saat ini hanya mempunyai satu anak perempuan yang
cantik. Apabila di kedepankan, Bu Tadi sering menciumi anak itu, sementara
matanya melirikku dan tersenyum-senyum manis. Tetanggaku pada meledek Bu Tadi,
mungkin waktu hamil Bu Tadi benci sekali sama aku.
Karena anaknya yang cantik itu mempunyai mata, pipi, hidung, dan bibir yang persis
seperti mata, pipi, hidung, dan bibirku.
Seperti telah anda ketahui hubunganku dengan Bu Tadi istri tetanggaku yang cantik itu tetap berlanjut sampai kini,
walaupun aku telah berumah tangga.
Namun dalam perkimpoianku yang sudah berjalan dua tahun lebih, kami belum dikaruniai anak. Istriku tidak hamil-hamil
juga walaupun penisku kutojoskan ke vagina istriku siang malam dengan penuh semangat. Kebetulan istriku juga
mempunyai nafsu seks yang besar. Baru disentuh saja nafsunya sudah naik.
Biasanya dia lalu melorotkan celana dalamnya, menyingkap pakaian serta mengangkangkan pahanya agar vaginanya
yang tebal bulunya itu segera digarap. Di mana saja, di kursi tamu, di dapur, di kamar mandi, apalagi di tempat tidur, kalau sudah
nafsu, ya aku masukkan saja penisku ke vaginanya. Istriku juga dengan penuh gairah menerima coblosanku. Aku sendiri
terus terang setiap saat melihat istriku selalu nafsu saja deh. Memang istriku benar-benar membuat hidupku penuh
semangat dan gairah.
Tetapi karena istriku tidak hamil-hamil juga aku jadi agak kawatir. Kalau mandul, jelas aku tidak. Karena sudah terbukti Bu Tadi
hamil, dan anakku yang cantik itu sekarang menjadi anak kesayangan keluarga Pak Tadi. Apakah istriku yang mandul? Kalau
melihat fisik serta haidnya yang teratur, aku yakin istriku subur juga. Apakah aku kena hukuman karena aku selingkuh dengan Bu
Tadi? aah, mosok. Nggak mungkin itu.
Apakah karena dosa? Waah, mestinya ya memang dosa besar. Tapi karena menyetubuhi Bu Tadi itu enak dan nikmat,
apalagi dia juga senang, maka hubungan gelap itu perlu diteruskan, dipelihara, dan dilestarikan.
Untuk mengatur perselingkuhanku dengan
Bu Tadi, kami sepakat dengan membuat kode khusus yang hanya diketahui kami berdua. Apabila Pak Tadi tidak ada di rumah
dan benar-benar aman, Bu Tadi memadamkan lampu di sumur belakang rumahnya.
Biasanya lampu 5 watt itu menyala sepanjang malam, namun kalau pada pukul 20.00 lampu itu padam, berarti keadaan
aman dan aku dapat mengunjungi Bu Tadi. (Anda dapat meniru caraku yang sederhana ini.Gratis tanpa bayar pulsa telepon yang makin mahal). Karena dari samping rumahku dapat terlihat belakang rumah Bu Tadi, dengan mudah aku dapat menangkap tanda tersebut. Tetapi pernah tanda itu tidak ada sampai 1 atau 2 bulan, bahkan 3 bulan. Aku kadang-kadang jadi agak jengkel dan frustasi (karena kangen) dan aku mengira juga Bu Tadi sudah bosan denganku.
Tetapi ternyata memang kesempatan itu benar-benar tidak ada, sehingga tidak aman untuk bertemu.
Pada suatu hari aku berpapasan dengan Bu Tadi di jalan dan seperti biasanya kami saling menyapa baik-baik. Sebelum melanjutkan perjalanannya, dia berkata,
“Dik Budi, besok malam minggu ada keperluan nggak?”
“Kayaknya sih nggak ada acara kemana- mana. Emangnya ada apa?” jawabku
dengan penuh harapan karena sudah hampir satu bulan kami tidak bermesraan.
“Nanti ke rumah yaa!” katanya dengan tersenyum malu-malu.
“Emangnya Pak Tadi nggak ada?” kataku.
Dia tidak menjawab, cuma tersenyum manis dan pergi meneruskan perjalanannya.
Walaupun sudah biasa, darahku pun berdesir juga membayangkan pertemuanku malam minggu nanti.
Seperti biasa malam minggu adalah giliran ronda malamku. Istriku sudah tahu itu,
sehingga tidak menaruh curiga atau bertanya apa-apa kalau pergi keluar malam itu. Aku sudah bersiap untuk menemui Bu
Tadi. Aku hanya memakai sarung, (tidak memakai celana dalam) dan kaos lengan panjang biar agak hangat. Dan memang
kalau tidur aku tidak pernah pakai celana dalam tetapi hanya memakai sarung saja.
Rasanya lebih rileks dan tidak sumpek, serta penisnya biar mendapat udara yang cukup setelah seharian dipepes dalam celana
dalam yang ketat.
Waktu menunjukkan pukul 22.00. Lampu belakang rumah Bu Tadi sudah padam dari tadi. Aku berjalan memutar dulu untuk
melihat situasi apakah sudah benar-benar sepi dan aman. Setelah yakin aman, aku menuju ke samping rumah Bu Tadi. Aku
ketok kaca nako kamarnya. Tanpa menunggu jawaban, aku langsung menuju ke pintu belakang. Tidak berapa lama
terdengar kunci dibuka. Pelan pintu terbuka dan aku masuk ke dalam. Pintu ditutup kembali.
Aku berjalan beriringan mengikuti Bu Tadi masuk ke kamar tidurnya. Setelah pintu ditutup kembali, kami langsung berpelukan
dan berciuman untuk menyalurkan kerinduan kami. Kami sangat menikmati kemesraan itu, karena memang sudah
hampir satu bulan kami tidak mempunyai kesempatan untuk melakukannya. Setelah itu, Bu Tadi mendorongku, tangannya di
pinggangku, dan tanganku berada di pundaknya. Kami berpandangan mesra, Bu tadi tersenyum manis dan memelukku
kembali erat-erat. Kepalanya disandarkan di dadaku.
“Paa, sudah lama kita nggak begini”, katanya lirih. Bu Tadi sekarang kalau sedang bermesraan atau bersetubuh
memanggilku Papa. Demikian juga aku selalu membisikkan dan menyebutnya Mama kepadanya. Nampaknya Bu Tadi
menghayati betul bahwa Nia, anaknya yang cantik itu bikinan kami berdua.
“Pak Tadi sedang kemana sih maa”, tanyaku.
“Sedang mengikuti piknik karyawan ke Pangandaran. Aku sengaja nggak ikut dan hanya Nia saja yang ikut. Tenang saja,
pulangnya baru besok sore”, katanya sambil terus mendekapku.
“Maa, aku mau ngomong nih”, kataku sambil duduk bersanding di tempat tidur.
Bu Tadi diam saja dan memandangku penuh tanda tanya.
“Maa, sudah dua tahun lebih aku berumah tangga, tetapi istriku belum hamil-hamil
juga. Kamu tahu, mustinya secara fisik, kami tidak ada masalah. Aku jelas bisa bikin anak,
buktinya sudah ada kan. Aku nggak tahu kenapa kok belum jadi juga. Padahal bikinnya tidak pernah berhenti, siang
malam”, kataku agak melucu. Bu Tadi memandangku.
“Pa, aku harus berbuat apa untuk membantumu. Kalau aku hamil lagi, aku yakin suamiku tidak akan mengijinkan
adiknya Nia kamu minta menjadi anak angkatmu. Toh anak kami kan baru dua orang nantinya, dan pasti suamiku akan
sayang sekali. Untukku sih memang seharusnya bapaknya sendiri yang mengurusnya. Tidak seperti sekarang,
keenakan dia. Cuma bikin doang, giliran sudah jadi bocah orang lain dong yang ngurus”, katanya sambil merenggut manja.
Aku tersenyum kecut.
“Jangan-jangan ini hukuman buatku ya maa, Aku dihukum tidak punya anak sendiri. Biar tahu rasa”, kataku.
“Ya sabar dulu deh paa, mungkin belum pas saja. Spermamu belum pas ketemu sama telornya Rina (nama istriku). Siapa tahu
bulan depan berhasil”, katanya menghiburku.
“Ya mudah-mudahan. Tolong didoain yaa…”
“Enak saja. Didoain? Mustinya aku kan nggak rela Papa menyetubuhi Rina istrimu
itu. Mustinya Papa kan punyaku sendiri, aku monopoli. Nggak boleh punya Papa masuk
ke perempuan lain kan. Kok malah minta didoain. Gimana siih”, katanya manja dan
sambil memelukku erat-erat. Benar juga, mestinya kami ini jadi suami-istri, dan Nia
itu anak kami.
“Maa, kalau kita ngomong-ngomong seperti ini, jadinya nafsunya malah jadi menurun
lho. Jangan-jangan nggak jadi main nih”, kataku menggoda.
“Iiih, dasar”, katanya sambil mencubit pahaku kuat-kuat.
“Makanya jangan ngomong saja. Segera saja Mama ini diperlakukan sebagaimana
mestinya. Segera digarap doong!” katanya manja.
Kami berpelukan dan berciuman lagi. Tentu saja kami tidak puas hanya berciuman dan
berpelukan saja. Kutidurkan dia di tempat tidur, kutelentangkan. Bu Tadi mandah saja.
Pasrah saja mau diapain. Dia memakai daster dengan kancing yang berderet dari
atas ke bawah. Kubuka kancing dasternya satu per satu mulai dari dada terus ke
bawah. Kusibakkan ke kanan dan ke kiri bajunya yang sudah lepas kancingnya itu.
Menyembullah buah dadanya yang putih menggunung (dia sudah tidak pakai BH).
Celana dalam warna putih yang menutupi vaginanya yang nyempluk itu aku
pelorotkan.
Aku benar-benar menikmati keindahan tubuh istri gelapku ini. Saat satu kakinya
ditekuk untuk melepaskan celana dalamnya, gerakan kakinya yang indah, vaginanya
yang agak terbuka, aduh pemandangan itu sungguh indah. Benar-benar membuatku
menelan ludah. Wajah yang ayu,buah dada yang putih menggunung, perut yang
langsing, vagina yang nyempluk dan agak terbuka, kaki yang indah agak mengangkang, sungguh mempesona.
 Aku tidak tahan lagi. Aku lempar sarungku dan kaosku entah jatuh dimana. Aku segera
naik di atas tubuh Bu Tadi. Kugumuli dia dengan penuh nafsu. Aku tidak peduli Bu
Tadi megap-megap keberatan aku tindih sepenuhnya. Habis gemes banget, nafsu
banget sih.
“Uugh jangan nekad tho. Berat nih”, keluh Bu Tadi.
Aku bertelekan pada telapak tanganku dan dengkulku. Penisku yang sudah tegang
banget aku paskan ke vaginanya. Terampil tangan Bu Tadi memegangnya dan
dituntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah. Tidak ada kesulitan lagi,
masuklah semuanya ke dalam vaginanya. Dengan penuh semangat kukocok vagina
Bu Tadi dengan penisku. Bu Tadi semakin naik, menggeliat dan merangkulku,
melenguh dan merintih. Semakin lama semakin cepat, semakin naik, naik, naik ke
puncak.
“Teruuus, teruus paa.. sshh… ssh…” bisik Bu
Tadi
“Maa, aku juga sudah mau… keluaarr”,
“Yang dalam paa… yang dalamm. Keluarin di
dalaam Paa… Paa… Adduuh Paa nikmat
banget Paa…, ouuch..”, jeritnya lirih yang
merangkulku kuat-kuat.
Kutekan dalam-dalam penisku ke
vaginanyanya. Croot, cruuut, crruut,
keluarlah spermaku di dalam rahim istri gelapku ini. Napasku seperti terputus.
Kenikmatan luar biasa menjalar kesuluruh tubuhku. Bu Tadi menggigit pundakku. Dia
juga sudah mencapai puncak. Beberapa detik dia aku tindih dan dia merangkul
kuat-kuat.
Akhirnya rangkulannya terlepas. Kuangkat tubuhku. Penisku masih di dalam, aku
gerakkan pelan-pelan, aduh geli dan ngilu sekali sampai tulang sumsum. Vaginanya
licin sekali penuh spermaku. Kucabut penisku dan aku terguling di samping Bu
Tadi. Bu Tadi miring menghadapku dan tangannya diletakkan di atas perutku. Dia
berbisik, “Paa, Nia sudah cukup besar untuk
punya adik. Mudah-mudahan kali ini langsung jadi ya paa.
Aku ingin dia seorang laki-laki. Sebelum Papa tadi mengeluh Rina belum hamil, aku
memang sudah berniat untuk membuatkan Nia seorang adik. Sekalian untuk test
apakah Papa masih joos apa tidak. Kalau aku hamil lagi berarti Papa masih joosss.
Kalau nanti pengin menggendong anak, ya gendong saja Nia sama adiknya yang baru
saja dibuat ini.” Dia tersenyum manis. Aku diam saja. menerawang jauh, alangkah
nikmatnya bisa menggendong anak- anakku.
Malam itu aku bersetubuh lagi. Sungguh penuh cinta kasih, penuh kemesraan. Kami
tuntaskan kerinduan dan cinta kasih kami malam itu. Dan aku menunggu dengan
harap-harap cemas, jadikah anakku yang kedua di rahim istri gelapku ini?

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<T A M A T>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
readmore »»  

Cerita Sex Mamaku Dientot Tukang Kebun



http://baca-anmemek.blogspot.com/
Kisah ini adalh kisah yg kuceritakan tentang gairah mama.Usiaku saat ini memasuki 22thn.Aku akan menceritakan pengalaman nonton bokep langsung didepan mata pada saat usiaku memasuki 18tahun.Waktu itu mama masih berumur 50thn.Loh pasti dah tahu gimana kalau cewek memasuki penuaan,pasti gairahnya penurun dan penampilanya berkurang.Tapi hal ini tdk terjadi pada mamaku.
Ntah kenapa,semenjak aku kelas 6sd mama mengikuti fitnes dan aktivitas lainnya.Fitnes itupun masih berlanjut hingga aku tamat sma,tapi agak berkurang karena papa tdk sepertinya tdk suka melihat mama dekat dengan om fandy,seorang intruktur fitnes dan juga seorang dj.Aku tdk tahu sampai mama hubungan mereka,tapi kayaknya udah sampe ranjang,soalnya aku pernah memergoki mama sama om fandy berduan diruang tengah.Badan mereka sama2 basah,daster mama juga kusut dan rambut mama berantakan.Waktu itu aku kelas 2SMP.Dan waktu papa pergi kepapua selama 3hari,mama mengajak om fandy tidur dirumah tanpa sepengetahuanku.Yg kutahu mama pulang jam 11malem dengan memakai gaun dada rendah yg teramat sexy menampakan pugungnya.Dan paginya,om fandy mengantarkan aku kesekolah,selama 2hari aku hanya pura2 bodoh sama mama dan om fandy.Setahun kemudian,tepatnya aku kelas 3 smp,mama sdh jarang ketemu om fandy.Mama lebih sering bergaul dengan ibu2 tetangga.Baiklah cukup ceritanya,akan kuceritakan pengalamanku sewaktu sma.
Setiap bulanya,mama mendapat jatah 2jt dari papa untuk membeli kebutuhan rumah tangga.Karena papa mendapat tugas kerja diluar pulau,tepatnya di p.xxxxx mama meminta papa untuk mencarikan tukang kebun yg merawat kebun kami sama mama,dan juga sebagai seorang penjaga.Akhirnya,dapatlah seorang tukang kebun yg dan penjaga yg mendapat tempat tinggal digudang belakang.Namanya sahrul,pak sahrul kalau siang menjadi tukang becak.Dia adlh seorang bapak 58thn,badanya masih sehat,istrinya tinggal bersama anaknya dikampung yg tak jauh dari kota kami.Pak sahrul mempunyai sifat pendiam dan baik hati.Tapi ternyata,pah sahrul mempunyai nafsu yg cukup tinggi.Dikamarnya,terpampang sticker dan majalah bokep.Tak disangka.Kejadian ini bermula diseminggu pak sahrul di rumahku.Setelah kuperhatikan,kayaknya pak sahrul mempunyai nafsu yg tinggi terhadap mama.Aku melihat dia selama 3hr berturut-turut memandangi mama secara tajam.Mungkin karena tdk pernah lagi dijamah,sampai2 aku melihat dia beronani dan menumpahkan di bh mama yg terjemur didepan kamarnya.Aku hanya mendiamkan kelakunya.Mama pun sepertinya tdk menghiraukan keberadaan pak sahrul,mama malah lebih sering memakai daster 1tali,nampaklah ketiak mama dan tonjolan teteknya dibalik daster yg menyembul keluar.Dan juga mama duduk mengakang ditaman bunga belakang yg mengadap ke wc pak sahrul,ketika itu pak sahrul lagi mandi.Mama jg tdk mengetahui pak sahrul melihatnya,dari sudut kanan dibalik tumpukan barang,pak sahrul sedang asyik mengocok zakarnya yg hitam besar.Pada malam jumat,aku dan mama lagi makan malam sama-sama.Beberapa saat kemudian,pak sahrul datang.Selesai makan malam,aku berbincang dengan mama dikamar mama.Saat itu mama mengenakan daster 1tali tanpa tangan,mama juga gak pake bh.Jadi nampak jelas putingnya yg menempel didaster.Tiba2 aku tertidur dikamar mama.Aku terbangun jam 10 ketika akan kencing.Kulihat mama tak berada disampingku.Setelah kencing aku keluar dari kamar mama.Saat berjalan menuju kamarku.Aku mendengar suara mama dengan pak sahrul diteras taman belakang.Ternyata pak sahrul sedang memijit pundak mama.Saat itu pak sahrul hanya mengenakan kaos dan sarung.”trus pak…enak..lebih keras pak..”kata mama.Karena sangat ngantuk aku masuk kekamar.Terpikir olehku,apa yg terjadi jika pak sahrul memperkosa mama.Karena ketakutanku.Aku kembali keluar.Aku kembali mengintip dari balik jendela dapur.Situasi masih seperti tadi.Tangan pak sahrul secara perlahan menjatuhkan tali daster mama yg kanan.Mama masih memejamkan matanya menikmati pijatan pak sahrul.Lalu tangan kiri pak sahrul menepikan tali daster mama yg kanan.Dan akhirnya tali itu jatuh sendiri.Secara spontan tangan pak sahrul langsung meremas kedua tetek mama yg besar dan padat itu dan mulutnya mencium bibir mama.Mama mencoba melawan,tapi kedua tanganya sudah dalam pelukan tangan pak sahrul yg meremasi payudara mama.Mama juga menggelengkan kepalanya agar lepas dari bibir paksahrul.Tapi apa dikata,mama tidak bisa melepas bibir pak sahrul dari mulutnya.Tangan pak sahrul pun kini mempijit-pijit puting susu mama.Mama terkulai lemas dan menikmati cumbuan pak sahrul.”kamu cantik sekali..”puji pak sahrul melepaskan ciumannya dan mencium pipi mama.Kemudian bibirnya pindah ke payudara mama.Tukang becak itu menjilati puting mama dengan lahapnya.”akh..pak…sudah..Akh..shh”desah mama berulang kali.
Pak sahrul semakin lahap menikmati payudara mama setelah payudara itu mengeluarkan air.”wah..ibu masih bersusu..”katanya sambil menghisap pentil mama.”pak..sdh..oh…”mama terus mendesah.Lama klamaan,mama akhirnya menikmatinya.”trus..pak..sshhss trus..”kata mama.Mendengar perkataan itu,pak sahrul menghentikan kegiatanya.”kok..berhenti pak.”tanya mama.”jangan disini ada anakmu…”jwbnya.Lalu pak sahrul menggendong mama kekamarnya.Sampai dikamarnya.Pak sahrul tinggal mengenakan sarung.Sementara daster mama masih tersangkut menutupi selangkangan mama,mama telentang ditempat tidur pak sahrul.Kemudian pak sahrul mengikat tangan mama dengan kain panjang disisi tmpt tidur.Pak sahrul kembali mencipok mama.Mama hanya memeramkan matanya.Lidah tukang becak itu turun sampai pada puting mama.Dia menjilatinya seperti anak bayi.”pak..sakit..akh..”desah mama sambil menggoyangkan badanya.Pak sahrul semakin melahap tetek mama.Tanganya memplintir puting mama hingga mengeras.Payudara memerah bercak tangan pak sahrul yg meremas payudara mama.Kemudian pak sahrul mengambil jepitan rambut wanita yg ada dilacinya.Dijepitnya kedua puting mama dengan jepitan itu.Mama lantas berteriak kecil.”akh..sshhh..pak..sakit..lepaskan pak..”kata mama.”jangan byk bergerak entar semakin sakit”kata pak sahrul.Pak sahrul kembali menempelkan mulutnya dipayudara mama.Ternyta pak sahrul ingin mengeluarkan dan merasakan susumama lebih banyak.”pak..oh..sakit..”kata mama berulang kali.Pak sahrul semakin menghisap dengan tajam puting mama secara bergantian.Nampak wajah puas pak sahrul setalah melepaskan penjepit rambut itu dari puting mama.Kemudian pak sahrul menurunkan daster mama.Nampaklah tonjolan vagina mama yg berbulu lebat ditutupi cd hitam.Tanpa pikit lagi,pak sahrul menurunkan cd mama sekaligus.Wah udah lama aku gak melihat vagina mama.Jembut mama kini semakin lebat dari 1bulan yg lalu.Wajah pak sahrul sepertinya kurang suka melihat vagina mama.”ayo pak..siksa aku..kayak..tadi..rangsang pak”kata mama.Kemudian pak sahrul menggesakan tanganya dijembut mama.”akh..”teriak mama ketika pak sahrul mencabut 4helai jembut mama.”jelek sekali jembut mu nyonya..”kata pak sahrul.Kemudian pak sahrul membuka lacinya dan mengeluarkan pisau silet cukur.Diambilnya airnya dan dituangnya kemjembut mama.Creek…creek..jembut mama kini sudah agak gundul.”jangan..pak..jangn dipotong..”rintih mama.Ternyata pak sahrul mengukir huruf S divagina mama.Kemudian pak sahrul mengambil kaca dan memperlihatkanya kepada mama.”lihat nyonya…rapikan..”kata pak sahrul.Wajah mama memerah melihat itu.KEmudian pak sahrul menempelkan mulutnya divagina mama.Kemudian lidahnya mencolok-colok vagina mama.”akh..pak. geli..”kata mama.Vagina mama sangat rapet,mungkin karena sudah tdk dijamah sama papa.”sempit sekali bu…”kata pak sahrul.Tangan paksa hrul langsung mencolok-colok vagina mama.Kemudian itil mama dijilat sama pak sahrul.Tak tanggung2,pak sahrul mengisap vagina mama yg agak basah itu.Mama terus mendesah sambil berusaha melepas tanganya yg terikat disisi tempat tidur.Mama melipatkan kakinya dikepala pak sahrul yg menempelkan kepalnya divagina mama.”trus pak..shss”desah mama berulang kali.Mama semakin menekan kepala pak sahrul,”pak..ak mau kelu…ar..tak..taha..”kta mama.Pak sahrul semakin lincah menjilati vagina mama.DAn beberapa saat kemudian,mama menekan kepala pak sahrul dengan kakinya dan tubuh menggelinjang hebat.Mama orgasme untuk pertama kalinya.
Lalu pak sahrul melepas kepalanya dari mulut vagina mama.Lalu pak sahrul menurunkan sarungnya.Penis pak sahrul lebih besar dari punyaku,nampak urat2nya dan jembutnya yg tinggal sedikit.Kemudian dia jongkok diatas dada mama.Penisnya disodoknya kemulut mama.Mama tdk dapat menapung seluruh penis pak sahrul yg panjang.Pak sahrul memejamkan matanya sambil melepas iketan tangan mama.Setelah lepas,tangan mama langsung memegan penis pak sahrul dan mengocoknya.Pak sahrul langsung menghentikan kocokan mama yg dapat membuatnya klimaks.Lalu pak sahrul mengambil sebuah botol yg berisi bir,setelah diteguknya ditumpahanya kebadan mama.”ayo kita mulai nyonya..”kata pak sahrul.Pak sahrul menindih mama yg terlentang dan memasukan penisnya kevagina mama.”akh..pak..”desah mama ketika pak sahrul memaksa penisnya masuk kedalam vagina mama.”akh..shshh..”desah mama.Pak sahrul menggenjotakan penisnya dengan sekencangnya hingga terdengar suara tempat tidur.”akh..pak..oh..sassssh..”desah mama berulnag kali.Tangan pak sahrul memegangi payudara mama agar tdk dari mulut abang becak itu.Sepertinya pak sahrul amat ketagihan dengan payudara mama.Mungkin karena tdk pernah dijamah oleh biniknya dikampung yg sdh tua.”nyon..ya semakin cantik..”kata pak sahrul memuja mama ketika memandang muka mama yg berkringat dan matanya yg terpejam.”leb.ih..cep..at..pa..trus..”kata mama.
Pak sahrul mempercepat gerakanya dan tanganya kini memegani kepala mama dan mulutnya menahan rintihan mama.”pak..sy..tak..tah an..nehh..”kata mama.”akh…sshhhhhhhhhhs..oh….”desah mama.Pak sahrul menekan penisnya divagina mama dengan dalam2.Mama memejamkan matanya seperti yg dilakukan oleh pak sahrul.Lalu pak sahrul melepaskan penisnya dan membopong mama turun dari ranjang.Kemudian kepala dan leher mama diletakan ditepi tempat tidur.Sementara pinggul mama ditunggingkan.Ternyta pak sahrul ingin mendogie mama.”akh..oh..pak..”kata mama ketika pak sahrul menggesekan kontolnya di memek mama.”akhhhhh..pak.”desah mama lagi ketika pak sahrul menusuk vaginanya.”sassshh..oh..”pak sahrul memompa mama dengan sedikit lambat.Dan ahkirnya pak sahrul kembali memompa mama dengan tenaganya.Tanganya memegang perut mama.Mama terus mendesah terus mendesah sambil meremas dsternya diatas tempat tidur.Mulut pak sahrul tdk tinggal diam,dijilatinya punggung mama yg tertutup rmbut dan basah.Tanganya sesekalmemukul pantat mama. .”pak..saya..kluar..akh..ohhhhhhhh” desah mama panjang utk orgasme yg ke-2 kalinya.Pak sahrul kembali menempel penisnya divagina mama.Lalu pak sahrul memangku mama dan duduk diatas bangku kecil.”ayo buk..sedikit lagi..”kata pak sahrul.Tangan pak sahrul meremas payudara mama dan lidahnya menjilati leher mama.”akh..pak..ayo..tumpahkan bibitmu dirahimku ayo..”kata mama.Mendengar perkataan itu pak sahrul langsung menancapkan penis kememek mama.”oh..pak..ayo..oh..”desah mama berulang kali.Tangan pak sahrul semaik leluasa meremas tetek mama.Mulutnyapun menjilati tengkuk mama.Lama klamaan pak sahrul sepertinya tak tahan.Dipompanya mama dengan sekuat-kuatnya,tetek mama bergerak naik turun mengikuti pompaan pak sahrul.”trus pak…laya..ni..aku..”kata mama.”pak….klua..sama…ya..”kata mama.PAk sahrul semakin mempercepat gerakanya.Mama kelihatanya menahan sesuatu”pak..saya..kluar..”kata mama.Pak sahrul mengentikan goyanganya dan menjatuhkan badannya kelantai.
“seka..rang..bu..”jerit pak sahrul.Tubuh mama menggenjang begitu juga pak sahrul.Pak sahrul sengaja menjatuhkan tubuhnya agar spermanya tdk tumpah kelantai.Mereka berdua terkulai lemas.Tapi ternyta pak sahrul tdk,pak sahrul mengangkat badan mama dan mnaruhnya dikasur.Lalu pak sahrul memakai sarungnya.Kemudian dia memakaikan mama daster.Aku bergegas masuk kedalam.Kulihat pak sahrul masih kuat menggendong mama.Setelah dibukanya pintu kamar mama,terdengar suara dikasur,pak sahrul membanting mama dan menutup pintu.Kulihat jam didinding menunjukan pukul 12.10 malam.Sebelum masuk kekamar,kuintip kamar mama.Ternyta pak sahrul menyelimuti mama.Aku masuk kekamar.Setelah kudengar suara pintu teras belakang terkunci aku pun tidur.Jam 5 aku bangun.Penisku telah mengacung tegang.Aku keluar dari kamar dan masuk kekamar mama.Kubuka selimut mama.Kunaikan dasternya keatas.Terlihat jembut mama yg berbentuk S.Karena takut mama bangun aku hany memfoto badan mama.Penisku semakin tegang saja.Karena tak tahan,aku langsung menurunkan celanaku.Kugesekan dimulut vagina mama.Lalu kokocok.Tak lama kemudian maniku aku tumpahkan dimulut vagina mama.Lalu aku bergegas keluar.Jam 6pas,aku telah berpakaian rapi.Dimeja makan telah tersedia teh dan roti.Aku dan mama sarapan bersama.Mama masih memakai daster 1talinya.Aku juga mencium bau sperma sedikit dari badan mama.Lalu aku berangkat sekolah.Karena hari sabtu aku pulang cepat.Jam 12 pas,setelah ngobrol sama temanku aku bergegas kerumah.Aku sengaja melewati pos ronda dimana pak sahrul mangkal.Dia hanya tersenyum kepadaku.Sampai dirumah,mama menyambutku dengan hidangan lezat yg ada diatas meja.Saat itu mama mengenakan daster tangan pendek sepaha.Saat makan,tak disengaja aku menjatuhkan sendok.Tak disangka mama juga tdk memakai kolor.Nama ukiran dijembutnya yg bertuliskan huruf S.Aku berpura-pura tdk mengetahui hal itu.Jam 2siang,aku bosan menonton acara Tv.Terpikir olehku untuk nonton bokep.Dan juga mama biasanya lagi tidur.Sebelum masuk kekamar,aku mengintip mama.Ternyta mama sedang membongkar lemari.”ngapain ma..”tanyaku.”mau cari baju buat entar malam…”jawab mama.”entar malam ada apa memangnya..”"ada pesta dirumah tante vida..”jawab mama.Lalu aku masuk kekamar.Kuputar bokep terbaru.Setelah nonton bokep.Penisku kembali tegang.Akhirnya aku memutuskan untuk menidurkan badanku diatas kasur.Jam 4.30 aku bangun.Aku berjalan keluar.Ketika mengambil gelas didapur,mama yg sedang menyiram bunga yg berada 2meter dari kacadapur dipeluk sama pak sahrul dari belakang.Mereka langsung jatuh ketanah,posisi pak sahrul diatas mama.”ih…abang nakal..tuhkan jadi basah..entar ketahuan gimana..”kata mama.Ternyata mama telah jatuh cinta dengan pak sahrul,buktinya dimemanggil abang dengan pak sahrul.”ketahuan..gak papa donk..”jawab pak sahrul.Kemudian pak sahrul mengambil slang dan menyiram selangkangn mama.”akh abang nakal..”"masa kebun rumah yg dimandiin kebunmu juga donk.”jwb pak sahrul.Kulihat badan mama telah basah kuyup.Nampak teteknya yg montok dan vaginanya yg terkena spermaku tadi pagi dari dasternya yg sudah basah.Lalu kuambil bangku dan duduk melihat pemandangan itu dengan segelas teh panas.Setelah pak sahrul melepaskan pelukanya.Mama masuk kekamar.Karena kupikir tak ada pertempuran lagi.Aku pun kekamar.
Jam 7mlm,mama pergi menaiki becak pak sahrul.AKu sudah menawarkanya untuk kuantarkan,tapi dia menolaknya.Karena kawatir ada sesuatu dengan mama,jam 8.30 aku pergi kerumah tante vida.Suasana didaerah rumahku malam itu agak sepi,hanya ada 1mobil yg lewat dalam 5mnt.Didaerahku,orangnya semua jarang keluar malam.Aku sengaja melewati pos becak.Hanya ada 2becak disitu.Dari kejauhan aku melihat becak pak sahrul lagi membonceng mama.Aku segera bersembunyi dipinggir gang kosong yg mengarah kesebuah rumah kontrakan yg lagi kosong.Tiba2 pak sahrul memarkirkan becaknya didepan pos.Kemudian pintu warung yg tadinya tertutup terbuka dan mama lari masuk kedalamnya.Pak sahrul membetulkan becaknya.Hpku bergetar,ternyta mama menge-SMSku dan bilang mama pulang malam,aku disuruh tidur duluan.Aku hanya tersenyum membacanya.Lalu kumatikan hpku.Aku masih menunggu digang sempit itu.”ayo neng..”kata pak sahrul dari jendela warung yg tertutup.Lalu pak sahrul melewati belakang warung yg mengarah pada rumah kosong tadi,setelah dibukanya pintu.Mama berlari masuk kedalam.KArena gelap,aku tidak mengetahui ada org dibelakang mama.Perlahan aku berjalan kebelakang rumah itu,dugaanku benar.Dibelakang rumah adlh sebuah ladang yg besar dan menuju pada sebuah sungai.Tak lama kemudian pintu belakang terbuka.”sudah ayo…”kata pak sahrul sambil memegang sebuah lampu teplok.Mama ternyata mengganti pakaianya,mama keluar dengan mengenakan kain sarung yg dililitkan didadanya.Sungguh sexy mama.Dari bawah kain sarung nampak betis mama dan sebagian paha mama yg mulus,sementara payudara yg tertutup sarung seperti ingin berontak keluar.”ayo buruan…”kata pak sahrul.lalu mereka berjalan kearah sungai.Kuikuti dari belakang.Tiba2 pandanganku tertuju pada sebuah rumah yg terbuat dari kayu yg berada dipinggiran sungai.”sudah sampai bu..”kata pak sahrul berada 5mtr didepan rumah yg agak seram itu.Pintu rumah itu terbuka dan keluarlah sosok pria tua yg kira berumur 65thn,yg tak lain adlh pak Ronggo.Pak Ronggo adlh orang pintar,ia dipercaya sebagai tukang pijat.”masuklah…”kata pak Ronggo.Mama dengan gerakan kaku dirangkul oleh pak sahrul dan masuk kedalam.Aku berusaha mendekat,akhirnya aku mendapat lubang disudut kanan rumah.Mama dihadapan pak ronggo sementara pak sahrul disamping kananya.”ada datang non…”tanya pak renggo.”saya..anu…saya ingin mendapat kepuasan yg lebih selama berhubungan intim pak…”kata mama.Tatapan pak renggo mulai menggerayangi badan mama.Mulai dari leher hingga selangkangan mama.”oh..begitu..baiklah kamu harus mengikuti perintah saya.”kata pak renggo.Pak renggo menidurkan mama diatas kasur busa dengan posisi telungkup.Pak renggo mulai melancarkan aksinya.Pertama,ia membasahi punggung dan paha mama dengan minyak.Setelah itu ia menyuruh mama membuka sarungnya.Ternyata mama tdk memakai daleman apapun,dengan sekejap payudara dan vagina mama yg bertuliskan S nampak jelas.”haha…”pak renggo tertawa.Setelah mama terlentang pak renggo meremas-remas tetek mama dengan tangan kasarnya.”akh..ssshhh..akh..”desah mama.Remasan pak renggo membuat badan mama bergoyang-goyang.Mamapun meremas kain sarung yg tadi ia kenakan.”pak…oh…nikmat..pak..asshh..”desah mama lagi.Tak lama,bibir pak renggo mendarat diputing mama.cupphh..suara isapan pak renggo pada puting mama.Pak sahrul memandangi dari pintu sambil berjaga diluar.”oh oh ahkhhhhhhhh…”teriak mama ketika puting mama diplintir dengan sangat keras.Kemudian pak renggo turun menjilati paha mama dan sampai pas didepan bibir vagina mama.Pak renggo menyentil itil mama dan dijilatinya bibir vagina mama yg berwarna merah.”ah..
pak..”mama tak berhenti mendesah nikmat.Tangan pak renggo mulai menyodok2 vagina mama.”pak..akh..”desah mama dan menggerakan pantatnya naik turun.Gerakan itu membuat pak renggo emosi,dengan keras pak renggo memukul belahan pantat mama”pakkkk”.Mama berhenti menggerakan pantatnya dan berganti menggelengakan kepalanya.”aku..akh..klu..ar..pak..”kata mama.Tubuh mama bergetar hebat dan pak renggo langsung membuka mulutnya dan menjilati air orgasme mama.Setelah itu,pak renggo mengambil sesuatu dari luar.
Pak renggo mengambil ujung sebuah kayu dengan ujungnya yg tumpul mirip kepala penis dan dilapisi dengan sebuah plastik tipis.
Kemudian kayu itu dicelupkan kedalam kaleng cet kecil yg berisi 1/2 cairan mirip sperma.”apa itu pak..”tanya pak sahrul.”ya itu air maniku yg kusimpan mulai 3bln yg lalu..”kata pak renggo.kayu yg dilapisi plastik itu telah basah dan pak renggo siap menusukan kedalam vagina mama.”akhhhhh..pak..sakit…”jerit mama.”pak..leps..kan..”tambah mama.Tapi pak rengo terus berusaha memasukan kayu yg diameternya kira 6cm dan panjang 15cm itu.”akhh…”jerit mama.Setelah masuk setengah pak sahrul mengocok kayu itu divagina mama.Mama mendesah panjang.”bu…enak..”tanya pak renggo.”eh..ena..k..pak..sshh..”jawab mama.”kamu ini pasienku atau lonteku..”tanya pak renggo.”pasien pak…”jawab mama.Pak sahrul mengocok dengan sangat cepat.
“pak…aku..lon..temu..”jawab mama.Pak sahrul mencabut kayu itu.”ayo bu…minum ini…”kata pak renggo menyodorkan kaleng cat berukuran kecil kemulut mama.”kamu ini lonteku atau pasienku sih…”tanya pak renggo.”lonte pak..”kata mama yg telah membuka mulutnya.Baru seteguk,mama sedikit memuntahkan sprema dilantai.Pak renggo langsung menjambak rambutnya.”akh..”"jangan kau tumpahkan atau akan kusemprotkan kevaginamu..”kata pak renggo.Dengan bantuan tangan pak sahrul yg menjepit hidung mama.Mama meneguk sperma itu.”ha..ha…bagus bu..”kata pak renggo setelah puas melihat mama menghabiskan seluruh spermanya.Mama kelihatan sedikit mual.”kini saatnya penisku bermain..”kata pak renggo.Pak renggo membuka celananya.Nampaklah penis hitam pak renggo yg berukuran org negro itu.Lalu pak renggo menyuruh mama bergaya dogie styel,dan pak renggo menusukan penis itu kevagina mama.”akh…”desah mama.Pak renggo mengoyang dengan penuh sahdu dan pelan.Nampaknya pak renggo tdk ingin terlalu membuat mama letih dan ingin melancarkan asyik yg lain.”ah..bu nikmat sekali vagina mu,,…”"oh…terus…aku..milikmu..”kata mama.Goyangan itu membuat bangkit nafsuku,diam2 aku mengocok penisku.Beberapa saat kemudian”pak..saya kuluar.”kata mama dan tiba2 badan mama menggejang kembali,orgasme kedua kalinya.Lalu pak renggo mengganti posisi dengan cara berhadan.Digaya ini pak renggo dengan sadis melahap bibir mama hingga mama hanya bisa mendesah sesekali.Begitu juga tetek mama yg terus diremasnya.Mama kembali orgasme.Dan gaya terakir adlh gaya gunting.Digaya ini pak sahrul mendapat kesempatan memasukan penisnya dianus mama.”akh…sakit..”desah mama.Ketika mulai bergoyang mama tdk lagi mengerang kesakitan tapi semakin bernafsu dan berkata”terus…pua..skan..aku..oh..teru…s”berul ang kali.Terlihat mama terus memejamkan matanya ketika pak renggo meremas payudaranya.”pak..ah..saya..klua..r..”kata mama.Kedua lelaki itu menghentikan gerakanya dan mama mendesah.Setelah mama orgasme pak sahrul ikut orgasme dan menumpahkan dianus mama.Lalu pak renggo mengganti posisinya lagi,kini mama ditelentangaknya dan ia kembali memompa mama.Pak renggo kini bermain cepat.Tanpa henti ia menggoyangkan penisnya sangat cepat hingga tetek mama ikut bergoyang naik turun.Kecepatanya melebihi kecepatan yg kutonton difilm BF.Dan tak lama kemudian,pak renggo mencapai puncaknya dan juga mama orgasme untuk kesekian kalinya.Setelah puas,mama ditelentangkanya dilantai.Sementara pak renggo minum air dan memakai celanya.”dashyat rul….”kata pak renggo.”gimana kita anter sekarang…”"ayuk..saya udah ambil bajunya neeh…”kata pak sahrul.Sebelum memakaikan mama baju,pak renggo menyiram badan mama dengan air yg berada di jerigen yg berisi bunga.”biar gak ketahuan..”kata pak renggo.Melihat mereka memakaikan mama baju,aku berlari menuju ketempat keretaku dan pulang kerumah.Sampai dirumah kulihat jam didinding menunjukan pukul 11.45 malam.Tak lama setelah aku minum terdengar suara becak pak sahrul.Aku masuk kekamar.Kuintip dari ventilasi,pak renggo menggendong mama kedalam kamar dan melemparnya kekasur.Mama tdk memakai pakaian awal,melaikan daster yg aku tak tahu dari mana.Tak lama kemudian kudengar suara suara becak pak sahrul yg seperntinya mengantar pak renggo pulang.
Aku keluar dari kamar dan masuk kekamar mama,badan mama wangi,mungkin karena bunga tadi.Sebelum kekamar aku menusukan tanganku kevagina mama dan kucium wangi vagina mama yg bercampur dengan bau sperma.Lalu aku pergi tidur.Paginya aku terbangun pukul 6 lalu aku mandi.Setelah berpakaian,aku keluar.Suasana masih sepi,pintu kamar mama terbuka dan aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi.Rupanya mama lagi mandi.Setelah permisi sama mama,aku pergi kesekolah.Jam 2 aku sampai dirumah.Setelah makan,aku pergi untuk membeli pulsa.Aku sengaja tdk memberi tahu mama yg ada dikamar.Karena tdk jauh,berjalan kaki.Setelah membeli pulsa,aku berjalan pulang.”kemana orang2..”gumanku.Suasana siang itu amat sepi,hanya ada beberapa pemulung sepanjang jalan rumahku.Terlihat sebuah mobil minibus hijau terpakir didepan rumahku.Aku kemudian bersembunyi dibak sampah setelah melihat pak sahrul berdiri didepan rumahku.Tak lama kemudian mama keluar dengan memakai tanktop merah keputih-putihan dan celana panjang hitam yg ketat.Pak sahrul ternyata bersama pak renggo dan pak saiful.Pak saiful adlh pemilik mobil yg juga merupakan salah seorang juragan dari pada tukang becak.Konon katanya dia memiliki 3org istri.Setelah menghidupkan mobil mereka pergi.Karena keretaku sengaja kuparkirkan diteras,aku tdk kehilangan jejak mereka.Ternyata mereka menuju sebuah gudang bekas tempat perjudian.Daerahnya dari agak jauh dari rumah penduduk kampung sekitar.Setelah mobil terpakir,mama turun dengan memeluk pinggang pak saiful.Tangan pak saifulpun memeluk sambil mengelus rambut mama yg panjang.Lalu pak sahrul menutup pintu depan gudang itu.Kuparkirkan keretaku dibali1k pohon2 dan kupastikan takkan ada orang yg bisa melihat dari kejauhan.Lalu aku berjalan mengelilingi gedung itu.Berkat keahlianku,aku berhasil masuk tanpa sepengetahuan mereka.Aku bersembunyi dibalik tumpukan tong-tong minyak.Pak saiful yg memakai kemeja pantai dan celana hitam sedang asyik mengelus rambut mama sambil bercerita-cerita.Mereka tampak seperti sepasang kekasih.Mamapun tak henti ketawa dibuatnya.Mereka berdua duduk diatas papan kayu.Tak lama kemudian,pak sahrul membisikan seusatu kepada pak saiful.”sebentar ya sayang..”kata pak saiful.Kemudian pak saiful mengeluarkan 10lmbr uang 100rb dan memberikan kepada pak sahrul.Kemudian pak sahrul dan pak saiful keluar.Sambil berjalan kearah mama,tangan pak saiful membuka 1per1 kancing bajunya.Tepat dibelakang mama,pak saiful hanya mengenakan celana panjangnya.Mama bangkit dan mereka saling berhadapan.Tangan pak saiful memegang pinggang mama.cuppfff…mereka berdua bercium mesra.Tangan mama melingkar dileher pak saiful.Ciuman pak saiful pun turun kepipi dan kuping mama.Dengan kedua tanganya,pak sahrul menurunkan tanktop merah mama sekaligus bh putih mama.Bibir pak sahrul pun turun menjilati payudara mama dengan penuh gairah.Tanganya yg meremas-remas payudara mama membuat mama begitu terangsang.Lidahnya pun secara bergantian menjilat dan mengisap puting mama.Pak saiful seperti seorang anak bayi yg minta ditetekan oleh ibunya.Mamapun tak henti mendesah dan sesekali melirik payudaranya yg dimainkan oleh pak saiful.
Oh….shsshh…akh…desah mama.Telunjuk pak saiful menekan puting mama kedalam.Badan mama semakin menggoyang.”ah susumu msh banyak kan..”kata pak saiful.Dengan mulut yg masih menempel diputing mama,tangan pak saiful menurunkan celana panjang mama.
Tak lama kemudian celana itu beserta cd mama telah turun hingga ke betis mama.Pak saiful langsung mengeluarkan penisnya.Dgn sedikit mencolek dan menjilat vagina mama,diarahkan kontolnya yg hitam itu kevagina mama.”akh.pak…oh..”desah mama.Dan lambat laun penis itu masuk kevagina mama.Pak saiful yg berhadapan dengan mama langsung menggoyang dan mulutnya menempel dimulut mama.Aku tdk mendengar jeritan mama.Goyangan pak saiful sangat cepat.Sesekali pak saiful melepas ciumanya,mama mendesah keras dan ingin mengucapkan sesuatu.Goyangan pak saiful semakin cepat.”akh..akh..akh..”desah mama berulang2.Mereka berdua saling memejamkan mata.Pak saiful menekan keras penisnya kedalam vagina mama.Ternyta mereka berdua telah mencapai orgasme.”oh..ha.ha”desah mama dengan nafas yg tak teratur.Mama langsung terlentang dipapan itu.Kemudia pak saiful memakai bajunya dan bergegas meninggalkan mama.PAk saiful keluar dan tak lama kemudian masuk pak ronggo bersama seorang dokter yg masih muda.Badanya besar dan mempunyai jenggot tipis dan menurutku lumayan ganteng.”ini dia….”kata pak ronggo.Dokter itu mengeluarkan semacam alat yg berbentuk mangkuk kecil.kedua alat itu dipakaikan dikedua payudara mama dan tepatnya diputing mama.Kemudian alat itu bergertar.Mama spontan bangkit dan mendesah tapi mama entah kenapa tak melawan.Setelah 5mnt,alat itu berhenti dan dicabut.Kemudian dokter itu menjepit puting mama dengan tanganya.Susu mama perlahan menetes.”wah ibu masih bersusu yah..”kata dokter itu.Pak ronggo tampak bahagia melihatnya.”silakan kalau dokter mau…”kata mama.Dokter itu menempelkan mulutnya diputing mama,secara bergantian ia menghisap puting mama.mama memejamkan matanya sambil mendesah.Dokter itu menyedot kuat payudara mama.Badan mama mengenjang dan mama orgasme.Kemudian dokter itu bangkit dan akan pergi.”pak apa mungkin istri saya ini dapat hamil…”tanya pak ronggo.”masih bisa…jika bapak mau dapat meminta pertolongan saya..”kata dokter itu.”sekarang pak.”kata pak ronggo.Lalu dokter itu memberikan sebuah resep kepada pak ronggo.”ini silakan dicoba..tapi sebelumnya istri bapak harus saya bersikan vaginanya dari sperma yg ada didalamnya.”kata dokter.Lalu pak ronggo membawa mama dan dokter itu kerumah.Dirumah aku tdk tahu apa yg terjadi karena pak ronggo berjaga didepan rumah.Setelah dokter itu keluar dengan wajah yg berseri dan pergi dengan becak pak renggo,aku masuk.Didalam aku menemukan mama tegeletak dikasur dengan rambut yg berantakan dan bugil.Bulu vagina mama botak dan dari vagina mama menetes air.”oh..ssh…”desah mama keluar dari mulut mama.Mama duduk dikasur dan memegang vaginanya.Kemudian ia masuk ke wc dengan jalan yg tak lurus.Sejak kejadian itu,pak renggo selalu meminta jatah dengan mama

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<T A M A T>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Wajib Komentar
readmore »»