benteng keraton "STRUKTUR JABATAN KESULTANAN BUTON"

STRUKTUR JABATAN KESULTANAN BUTON

Struktur Jabatan Kesultanan Buton bersumber pada sifat kemanusiaan Martabat Tujuh, yang tersusun ke dalam kepangkatan dan jabatan pelaksana secara hirarkis dari atas ke bawah. Susunan itu mengacu pada proses kejadian alam: Ketuhanan dan Kehambaan. Susunan itu tampak dalam proses kejadian Alam Ketuhanan dan Alam Kehambaan:

1. Alam Ketuhanan
• Ahdiah (La-Ta‘-Yun) = Zat = Sulthan
• Wahdiah (Ta‘-Yun-Awal) = Nur Zat = Sapati
• Wahidia (Ta‘-Yun-Tsani) = Nur Muhammad = Kenepulu
2. Alam Kehambaan:
• Alam Arwah = Nuthfah = Kapitalao
• Alam Mitsal = Alaqah = Bonto Ogena
• Alam Ijsam = Mudgah = Bonto Siolimbona/Bobato
• Alam Insan = Jisim insan = Parabela

1) Sultan sebagai penguasa yang tertinggi kerajaan itu dibantu beberapa pejabat yang tinggi di pusat dan pejabatpejabat di daerah. Secara umum, birokrasi Kesultanan Buton adalah seperti yang berikut:

2) Pangka atau pejabat teras (rijksgroten) atau dewan swapraja yang disandang golongan kaomu dan walaka, yang terdiri daripada
a) sapati (kaomu),
b) kenepulu (kaomu),
c) lakina surowalio (kaomu),
d) lakina baadia (kaomu);
e) dua orang kopitalao: kapitalao sukanayo dan matanayo (kaomu),
Kapitalao atau kapiten laut dalam bahasa Melayu adalah jabatan panglima perang di Kesultanan Buton. Kata matanayo bererti “dari matahari terbit” dan sukanayo bererti “menuju matahari terbenam”. Istilah itu dilekatkan kepada jabatan kapitalao dan bonto ogena untuk penunjuk wilayah wilayah kerajaan di sebelah timur dan barat yang menjadi wewenang masing-masing .
f) dua orang bonto ogena (menteri besar): bonto ogena sukanayo dan matanayo(walaka).

3) Sarana (Dewan) Wolio terdiri daripada semua bobato (kaomu) dan bonto (walaka).
Semua bobato dan bonto diberi sebuah desa atau sebidang tanah dalam 72 wilayah kadie untuk diawasi. Semula jumlah bonto 30 orang dan bobato 40 orang. Namun, jumlah itu bertambah seiring dengan pemekaran wilayahkadie. mencatat jumlah bobato 57 orang. Sembilan di antaranya disebut siolipuna, yang bererti sembilan negara kecil di bawah perintah seorang raja, dan membentuk sekutu asli . Mereka adalah Bontona Peropa, Bontona Baaluwu, Bontona Gundu2, Bontona Barangkatopa (mereka disebutpatalimbona, ‘empat pemukiman’), Bontona Siompu, Bontona Wandailo, Bontona Rakia, dan Bontona Melai. Semua dijabat oleh golongan walaka .

4) Siolimbona (sembilan kepala wilayah pemerintahan daerah) daripada golongan walaka yang menguasai adat dan bertugas menjaganya.

5) Sarana hukumu adalah badan yang mengurus dan mengawasi masalah yang berhubung dengan ajaran Islam dan ibadah. Mereka adalah lakina agama, imamu (imam) dan hatibi (khatib). Kesemua mereka berasal daripada golongan kaomu.

6) Kakitangan khas kesultanan meliputi bonto inunca atau kakitangan di istana (walaka); bontona lencina kanjawari, iaitu kakitangan khas yang membantu tugas-tugas tertentu (termasuk Bonto Isana dari golonganwalaka),
Anggota Bonto Inunca iaitu: Bontona Dete, Bontona Katapi, Bontona Waberongalu, Bontona Kalau, Bontona Wajo, Bontona Sumbamarusu, Bontona Litao, Bontona Tanailandu, Bontona Galampa dan 2 orang Bontona Gampikaro (Sukanayo dan Matanayo). Kesebelas orang bonto ini bertugas menjaga istana dan mengawasi adat.
Kakitangan yang lain iaitu:
a) jurubahasa (walaka)
Jurubasa (Jurubahasa) bertanggungjawab kepada syahbandar Jurubicara di tingkatkadie dalam sistem pemerintahan Kesultanan Buton. menulisnya pangalasa.
b) kapita,sabandara (syahbandar) (kaomu) sebagai otoritas pelabuhan,
jabatan kapita dan sabandara (syahbandar) termasuk pangka, . Jabatan syahbandar amat penting karena peran Buton sebagai pelabuhan transit bagi kapal-kapal dagang lokal dan asing yang berlayar dari pelabuhan-pelabuhan di bagian barat Nusantara (misalnya Surabaya dan Batavia) ke wilayah bagian timurnya (seperti Ternate dan Ambon). Di samping itu, jabatan ini penting, juga karena sumber nafkah orang Buton adalah perdagangan dan pelayaran dengan kepintaran yang cukup tinggi dalam membuat perahu dagang . Namun, seperti di beberapa kerajaan lokal lainnya di Nusantara, jabatan syahbandar Buton juga termasuk kursi “basah” dan sarat dengan penyelewengan.
c) talombo yang membantu bonto ogena (menteri besar) sebagai penyampai maklumat dan pengumuman penting dari sultan,
d) pangalasan yang bertugas membantu bonto ogena dalam mengumpulkan pajak (weti).
Pentadbiran harian Kesultanan Buton dijalankan sepenuhnya oleh pangka dengan Sultan sebagai pimpinan yang tertinggi. Namun, dalam urusan yang penting, antaranya diplomasi ke luar, unsur bonto dan bobato wajib diajak serta dan dibawa berunding.
Jika ada yang salah mohon diluruskan